Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur beberapa tahun terakhir masih rendah dan fluktuatif, terlihat pada 2014 tumbuh 1,40 persen dan tahun 2015 menjadi minus 1,21 persen, tahun 2016 naik tapi masih rendah minus 0,38 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Kaltim dua tahun terakhir merosot meski sedikit mengalami kenaikan, yakni dari minus 1,21 persen pada 2015 menjadi minus 0,38 persen pada 2016," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kaltim Zairin Zain di Samarinda, Sabtu.

Dari lima provinsi di Kalimantan, hanya Provinsi Kaltim yang mengalami pertumbuhan merosot dan minus pada 2016, sementara provinsi lain tumbuh positif seperti Kalbar tumbuh 5,22 persen, Kalteng tumbuh 6,36 persen, Kalsel tumbuh 3,75 persen, dan Kaltara mengalami pertumbuhan 3,75 persen.

"Namun demikian, kontribusi paling besar terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk wilayah Kalimantan terdapat di Kaltim," ujarnya.

Sebelumnya, saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Ekonomi Kaltim dan Kaltara di Bank Indonesia Kaltim, beberapa hari lalu, Zairin menyatakan PDRB Kaltim pada 2012 senilai Rp503,4 triliun, mengalami kenaikan pada 2013 yang menjadi Rp519,1 triliun.

Kemudian pada 2014 kembali naik menjadi Rp527,51 triliun, pada 2015 mengalami penurunan drastis seiring melemahnya pertumbuhan ekonomi sehingga PDRB menjadi Rp503,6 triliun, dan pada 2016 naik tipis dengan nilai Rp507,07 triliun.

Distribusi PDRB Kaltim menurut lapangan usaha, sektor terbesar masih didominasi oleh pertambangan dan penggalian yang mencapai 43 persen, disusul industri pengolahan yang memiliki andil 21 persen, konstruksi 8 persen, kemudian sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi 8 persen, sama dengan sektor konstruksi.

Berikutnya adalah sektor perdagangan besar dan eceran memberikan kontribusi 6 persen, sektor transportasi dan pergudangan memiliki andil 4 persen, sedangkan sisanya yang hanya 10 persen hasil kontribusi dari beberapa sektor seperti penyedia akomodasi, real estate, jasa keuangan, dan lainnya.

"Mengingat pengalaman pahit penurunan ekonomi akibat masih bertumpu pada pertambangan dan penggalian, maka mulai sekarang Kaltim menggiatkan beberapa sektor seperti industri pengolahan, pertanian dalam arti luas berikut industri turunannya, dan sektor lain yang bersifat kontinu," kata Zairin. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017