Samarinda (ANTARA Kaltim) - Produksi perikanan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki delapan Pangkalan Pendaratan Ikan di sejumlah kabupaten dan kota mencapai 70 hingga 80 ton per hari.

"Jika diakumulasikan seluruh kegiatan bongkar muat pada delapan PPI yang ada di sejumlah kabupetan/kota, maka produksi ikan di Kaltim mencapai 70 hingga 80 ton per hari," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim Nursigit di Samarinda, Minggu.

Ia mengatakan potensi perikanan tersebut dimanfaatkan secara optimal dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan di Kaltim.

"Potensi perikanan Kaltim sangat luar biasa sebab dalam sehari saja mencapai 70 sampai 80 ton. Apalagi bila diakumulasikan selama sebulan atau setahun," kata Nursigit.

Ia menyatakan PPI berperan membantu percepatan distribusi ikan ke semua pasar ikan di Kaltim, semisal PPI Selili Samarinda dengan bongkar muat ikan mencapai 40 ton perhari.

"PPI Selili berperan memenuhi ketersediaan ikan untuk 10 pasar ikan di Samarinda, termasuk 20 persen di antaranya didistribusikan ke Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat dan Mahakam Ulu," tuturnya.

Di PPI Selili, tambah dia, terdapat 800 pengecer ikan menggunakan motor dengan kegiatan mencapai 40 ton perhari ataubmencapai 1.200 ton perbulan.

"Ikan hasil bongkar muat di PPI Selili Samarinda meliputi 44 jenis ikan yang terdiri dari tujuh jenis kulit keras dan 33 jenis kulit lunak untuk hasil perairan laut.

"Untuk 25 jenis ikan yang lain terdiri dari tiga berkulit keras dan 22 berkulit lunak untuk hasil perairan umum daratan," ucap Nursigit.

"Jadi, bisa dibayangkan jika PPI tidak berfungsi dengan baik, tentu bisa dipastikan stok ikan akan terganggu," katanya.

Produksi perikanan kelautan Kaltim terus mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir.

Pada 2013, produksi ikan di delapan PP di Kaltim sebanyak 380 ribu ton, meningkat menjadi 441 ribu ton pada 2014 dan terus meningkat menjadi 480 ribu ton pada 2015.

"Yang jelas, beberapa wilayah di Kaltim punya potensi pesisir laut dengan biota yang luar biasa, seperti Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan dan Bontang serta Kabupaten Kutai Timur," tutur Nursigit.

Ia menyatakan ke depan pengelolaan sumber daya alam akan dilakukan secara berkelanjutan sesuai visi Kaltim "Mewujudkan Kaltim Sejahtera yang merata dan Berkeadilan berbasis Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan".

"Itu kata kuncinya. Bagaimana mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan sehingga sumber daya yang ada harus dipelihara dengan baik seperti mangrove dan batu karang untuk keberlangsungan hidup biota laut," kata Nursigit. (*

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017