Samarinda (ANTARA Kaltim) - Polresta Samarinda membentuk dua tim untuk mengusut tewasnya terduga pelaku penikmanan terhadap anggota kepolisian yang bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Timur.

Kapolresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Eriadi, Senin menegaskan, dua tim penyelidik yang dibentuk tersebut sebagai komitmen kepolisian mengusut secara adil kasus tewasnya Noviandi, terduga pelaku penikaman anggota BNN Kaltim.

"Dua tim penyelidik mengusut tewasnya seorang warga yang diduga sebagai pelaku penikaman anggota BNN Kaltim tersebut sebagai bentuk keseriusan kami dalam menangani kasus ini dan tidak ada keberpihakan, walaupun anggota BNN tersebut juga merupakan personel kepolisian," tegas Eriadi.

Kedua tim yang dibentuk itu lanjut Eriadi yakni, tim Reserse Kriminal yang menangani jika kematian Noviandi berindikasi terjadi pelanggaran pidana serta tim Propam (Profesi dan Pengamanan), ketika kasus tersebut diduga terjadi pelanggaran prosesdur yang dilakukan anggota BNN Provinsi Kaltim.

Tim yang dibentuk Polresta Samarinda itu berdasarkan informasi yang dihimpun, telah memeriksa sembilan anggota BNN Provinsi Kaltim.

Pembentukan tim Reskrim itu lanjut Eriadi, untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya tindak pidana pada penanganan kasus dugaan penikaman anggota BNN Provinsi Kaltim dan tudingan sebagai pengedar narkoba, berdasarkan laporan keluarga Noviandi.

"Pihak keluarga melaporkan kasus itu sebagai pembunuhan sehingga kami bentuk tim Reskrim untuk mengetahui apakah memang benar terjadi tindak pidana pada kasus Noviandi. Sebelum meninggal, korban mengaku tidak melakukan penikaman terhadap anggota BNN Provinsi Kaltim begitu juga terkait dugaan sebagai pengedar," ujarnya.

"Tetapi tentu, pihak BNN Provinsi Kaltim juga punya bukti-bukti sehingga proses penyelidikan ini masih terus kami lakukan. Jadi, semua itu baru sebatas dugaan dan benar atau tidaknya, masih kami dalami. Yang jelas, kami akan melakukan penyelidikan sesuai prosedur dan akan mengusut tuntas kasus tersebut," jelas Eriadi.

Sebelumnya, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Timur Brigadir Jenderal Polisi Sufyan Syarif menegaskan, Noviandi merupakan salah satu penyalahguna narkoba yang menikam personel kepolisian.

"Dia memang sebagai salah satu sindikat pengedar narkoba yang telah menikam anggota kepolisian yang ditugaskan di BNN Kaltim saat dilakukan penggerebekan di Jalan Kakap Samarinda, pada Minggu malam (25/12)," ujar Sufyan Syarif.

"Setelah menikam anggota saya, pelaku (Noviandi) sempat mengeluarkan kata-kata `mampus lu` kemudian mereka langsung kabur," katanya.

BNN Kaltim, lanjut Sufyan Syarif, melakukan tindakan sesuai prosedur dan terpaksa melumpuhkan Noviandi sebab mencoba kabur saat dilakukan pengembangan penyelidikan terkait penikaman personel kepolisian yang bertugas di Kantor BNN Kaltim.

Ia menjelaskan, kematian Noviandi berawal saat penggerebekan yang dilakukan anggota BNN Kaltim terkait jaringan pengedar narkoba jenis ekstasi di Jalan Kakap pada 25 Desember.

Namun, anggota BNN Kaltim tambahnya, langsung ditikam oleh dua orang, diduga sebagai jaringan pengedar narkoba yakni Noviandi dan Ilh, yang saat ini masih buron.

"Anggota saya yang menjadi korban penikaman. Terdapat lima luka di tubuh anggota kami bahkan ada yang tertusuk di dada kanan hingga tembus ke bagian kiri," tutur Sufyan Syarif.

Pada Rabu sore (28/12) Noviandi lanjut dia, akhirnya berhasil ditangkap namun karena mencoba kabur dengan cara melompat saat dibawa untuk dilakukan pengembangan sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas di bagian kakinya.

Setelah sempat mendapat perawatan medis Noviandi lanjut Sufyan Syarif, kemudian dibawa kembali ke Kantor BNN Kaltim untuk dilakukan pemeriksaan.

Pada Rabu malam sekitar pukul 21. 00 Wita, Noviandi terpaksa dibawa kembali ke rumah sakit karena diduga kehabisan darah, namun jiwanya tidak tertolong yang menyebabkan pemuda terduga pelaku penikaman anggota BNN Kaltim itu meninggal.
Kasus tewasnya Noviandi itu kemudian menyulut kemarahan keluarganya dengan mendatangi Kantor BNN Provinsi Kaltim.

Selain berteriak-teriak, warga yang emosi sambil membawa jenazah Noviandi juga sempat memecahkan kaca depan dan belakang Kantor BNN Kaltim. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017