Samboja (ANTARA Kaltim) - Menteri Desa, Pembangunan Dearah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjoyo memberikan pujian atas keberanian Desa Tani Bhakti, Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang memanfaatkan dana desa untuk pembangunan embung.

"Desa Tani Bhakti saya anggap punya nilai plus, karena Pak Presiden baru meminta desa membangun embung dari anggaran dana desa 2017, namun Desa Tani Bhakti sudah membangun embung atau bendung dari anggaran dana desa 2016," ujar Menteri Eko di Samboja, Senin.

Hal itu dikatakan menteri ketika ditemui dalam kunjungannya mendampingi Presiden Joko Widodo ke Desa Tani Bhakti untuk meninjau penggunaan dana desa 2015 dan 2016, apakah sudah terserap dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat.

Desa Tani Bhakti, lanjutnya, sebagian besar warganya berkebun baik lada maupun tanaman buah, sehingga keberadaan embung akan sangat bermanfaat untuk mendukung pertanian warga setempat.

Selama ini Desa Tani Bhakti mengalami kesulitan air ketika musim kemarau karena pertanian setempat masih mengandalkan tadah hujan, sehingga keberadaan embung akan mampu mengairi perkebunan warga.

Ia menyatakan penggunaan dana desa untuk membangun embung di Desa Tani Bhakti merupakan yang pertama di Indonesia, sehingga ia menilai keputusan ini merupakan langkah keberanian yang patut mendapat pujian.

"Mengapa saya nilai berani, karena baru mulai 2017 bagi desa-desa yang belum memiliki embung dan pertaniannya membutuhkan pengairan, desa tersebut lebih ditekankan membangun embung dengan alokasi kisaran Rp300 juta hingga Rp500 juta setiap desa, tapi Tani Bhakti sudah mendului perintah presiden dan benar," katanya.

Keberadaan embung bagi warga Tani Bhakti, katanya, tentu sangat bermanfaat karena warga yang umumnya petani kebun bisa berkebun sepanjang tahun tanpa khawatir kesusahan air seperti di tahun-tahun sebelumnya.

Pujian lain yang ia berikan terhadap Kepala Desa Tani Bhakti Alamsyah, adalah menggunakan dana desa 2015 dan 2016 untuk membangun sarana dan prasarana air bersih plus pipanisasi.

"Dulu, ketika musim kemarau tiba, warga Tani Bhakti membeli air bersih yang belum bisa langsung minum seharga Rp90 ribu per meter kubik, namun kini setelah adanya air bersih dan pipanisasi, maka harga air yang langsung bisa diminum hanya Rp15 ribu per meter kubik, tentu ini merupakan inovasi yang luar biasa," ujar Eko lagi. (*)

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016