Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kondisi ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan III 2016 mengalami peningkatan, ditandai dengan kenaikan pada besaran indeks tendensi konsumen menjadi 105,79 yang berarti ekonomi konsumen lebih baik dari sebelumnya.

"Peningkatan ekonomi konsumen triwulan III disebabkan adanya peningkatan pendapatan dan kurang terpengaruhnya inflasi terhadap konsumsi rumah tangga," ujar Kepala Tata Usaha Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim Achmad Zaini di Samarinda, Rabu.

Untuk itk konsumen triwulan IV lanjutnya, diperkirakan sebesar 103,48. Meskipun besaranya di atas 100 yang berarti ekonomi konsumen diperkirakan meningkat ketimbang triwulan III, namun tingkat optimisme konsumen menurun 2,31 poin.

Peningkatan pendapatan ditandai dengan besaran indeks mencapai 104,40. Sedangkan adanya penurunan tingkat suku bunga oleh Bank Indonesia baik untuk pembiayaan investasi maupun konsumsi, masih membuka peluang adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi, namun tidak secepat triwulan sebelumnya.

Selain itu lanjutnya, momen Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha juga mendorong peningkatan pendapatan rumah tangga bagi masyarakat yang melakukan usaha di sektor perdagangan dan kaitannya.

"Jika dibandingkan triwulan sebelumnya, besaran indeks variabel pendapatan rumah tangga tersebut menunjukkan adanya penurunan pada komponen pendapatan, salah satu penyebabnya karena adanya penghematan anggaran belanja pemerintah yang berpengaruh pada rumah tangga baik secara langsung maupun tidak," tuturnya.

Ia menjelaskan, itk merupakan indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan BPS melalui survei tendensi konsumen. Itk merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.

Jumlah sampel survei tendensi konsumen triwulan III Kaltim sebanyak 305 rumah tangga yang tersebar di empat daerah yakni, Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Tanjung Redeb di Kabupaten Berau.

Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Di saat yang sama, BPS juga melakukan penyempurnaan kuesioner dan cara perhitungan indeksnya.

Ia juga mengatakan pada triwulan III Kaltim berinflasi sebesar 0,67 persen atau lebih rendah ketimbang inflasi triwulan II yang sebesar 0,85 persen. Namun inflasi yang tergolong kecil ini ternyata tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat Kaltim.

"Hal ini terlihat dari besaran indeks pada komponen pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi yang sebesar 121,44, namun tetap terjadi penurunan tingkat konsumsi barang dan jasa yang ditandai dengan nilai indeks masih di bawah 100. Poin 100 merupakan angka keseimbangan dalam tendensi ekonomi," kata Zaini. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016