Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Anggota Komisi II DPR RI Hetifah Sjaifudian meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ledakan bom di Gereja Oikumene Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dan pelaku teror itu harus dihukum berat, karena telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

"Terhadap peristiwa teror pelemparan bom di Gereja Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Minggu 13 November, saya minta pelakunya dihukum seberat-beratnya," ujar Hetifah dihubungi dari Samarinda, Senin.

Ketika mendengar kabar ledakan bom di gereja tersebut, legislator dari daerah pemilihan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, mengaku tersentak dan prihatin, apalagi peristiwa itu menyebabkan lima korban yang semuanya anak-anak terluka dan seorang di antaranya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Hetifah juga menyampaikan duka mendalam terhadap korban dan keluarga korban, serta berharap kejadian ini tidak terulang lagi, sehingga semua masyarakat diharapkan selalu waspada.

"Mengingat pelemparan bom ini terjadi di depan gereja, kami mengimbau seluruh umat beragama untuk tetap menjaga persaudaraan dan tidak terpancing ulah teroris yang ingin memecah belah persatuan umat dan bangsa," ujarnya.

Ia juga mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku dan jaringan teroris khususnya di Samarinda dan Kaltim, demi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Saya minta kepada seluruh masyarakat Samarinda untuk berhati-hati. Warga juga harus segera melaporkan kepada kepolisian setempat apabila mengetahui hal-hal mencurigakan di sekitarnya," ujar Hetifah.

Peristiwa ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene, Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Minggu (13/11) sekitar pukul 10.15 Wita.

Terduga pelaku dengan ciri-ciri berambut panjang yang kemudian diketahui bernama Juhanda, berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan mencoba berenang di Sungai Mahakam.

Ledakan tersebut menyebabkan lima orang terluka, empat di antaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.

Keempatnya merupakan balita, yakni Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3), dan Anita Kristabel Sihotang (2).

Dua balita yang menderita luka bakar cukup parah, yakni Intan Olivia Marbun dan Triniti Hutahaya, pada Minggu (13/11) sekitar pukul 16.15 Wita dirujuk ke RSUD AW Sjahranie.

Namun, pada Senin pagi, Intan Olivia Marbun meninggal dunia akibat luka bakar hingga 78 persen dan pembengkakan pada paru-paru akibat menghirup asap dari bom yang meledak. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016