Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, menargetkan 265.000 warga di daerah itu terhindar penyakit filariasis dengan menyediakan obat untuk mencegah penyakit kaki gajah tersebut.

"Kami menargetkan 265.000 warga Paser minum obat untuk mencegah penyakit kaki gajah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser I Dewa Made Sudharsana, pada pembukaan pencanangan pencegahan massal terhadap pencegahan penyakit filariasis, di Tanah Grogot, Senin.

Sejak 2002, kata Dewa Made Sudharsana, pencegahan pengobatan penyakit kaki gajah di Kabupaten Paser, belum cukup maksimal.

"Rekomendasi dari `World Health Organization` (WHO), pencegahan pengobatan kaki gajah di Paser belum berhasil," ujarnya.

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium kepada masyarakat secara acak, lanjut ia, Kabupaten Paser masih berada di atas satu persen, artinya masih perlu dilakukan pengobatan ulang.

Saat ini, tambahnya, jumlah penderita penyakit kaki gajah kronis di Kabupaten Paser mencapai 60 penderita yang tersebar di seluruh kecamatan.

Awalnya, kata Dewa Made Sudharsana, pengobatan dilakukan selama sebulan penuh.

Namun lanjutnya, untuk mempersingkat penyebaran penyakit kaki gajah oleh nyamuk, pengobatan dilakukan selama satu minggu ke depan.

"Terdapat 23 kelompok nyamuk besar, yakni sekitar 4.500 jenis nyamuk yang menyebarkan penyakit kaki gajah. Untuk itu kami persempit penyebaran virus filarial ini," ujarnya.

Sasaran pengobatan pencegahan penyakit filariasis ini, kata Dewa Made Sudharsana, yakni diatas umur dua tahun dan dibawah umur 70 tahun.

Bagi ibu hamil, kata ia, tidak diperkenankan mendapat obat pencegahan filariasis tersebut.

"Tidak boleh ibu hamil dan menyusui minum obat pencegahan Filariasis, demikian juga bagi mereka yang sedang mengalami pengobatan jangka panjang atau mengidap asma dan epilepsi," katanya.

"Harapan kami, masyarakat mau meminum obat untuk mengetahui apakah ada virus filariasis yang berinkubasi di dalam tubuh. Kalau sudah tidak bisa dicegah dan berinkubasi selama hampir lima tahun, maka tidak bisa lagi menghindari terjadinya pembengkakan atau kondisi kronis," jelas Dewa Made Sudharsana.      (*)

Pewarta: R. Wartono

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016