Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Paser, mengajak masyarakat di daerah itu agar menerapkan biopori dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
"Kami sudah mengundang para Ketua RT dan RW di Tanah Grogot, Kabupaten Paser, untuk mengikuti pelatihan pembuatan biopori agar mereka mempraktekkan di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing," kata Kepala Bidang Kebersihan DKP Paser Tatang Abdi Mas, pada pelatihan pembuatan biopori, di Tanah Grogot, Rabu.
Biopori kata Tatang, merupakan teknologi yang digunakan untuk mengelola sampah dengan cara membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik.
"Tanah yang sudah dilubangi dengan kedalaman 1 meter, ditanam dengan wadah paralon atau botol yang sudah dilubangi di beberapa titik," ucap Tatang.
Paralon atau botol yang ditanam lanjut Tatang, ditimbun tanah dengan menyisakan ujungnya beberapa sentimeter.
"Jadi, warga bisa membuang sampah rumah tangga, khususnya sisa-sisa makanan ke dalam paralon tersebut," tuturnya.
Metode biopori tersebut menurut ia, dapat menyuburkan tanah.
"Tanaman yang tumbuh di tanah yang ada bioporinya dipastikan bisa tumbuh subur," ujarnya.
"Kami sudah membagikan 20 buah biopori dan satu komposter untuk percobaan di masing-masing RT. Kalau program ini berhasil, maka bisa dilanjutkan untuk warga lainnya," jelas Tatang.
Untuk memperlancar program tersebut, DKP Paser tambahnya, juga telah melatih petugas satgas yang membantu warga membuat biopori.
"Upaya ini merupakan salah satu upaya DKP untuk mewujudkan Kabupaten Paser bersih, elok dan rindang atau biasa kami menyebutnya Paser Berse," kata Tatang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kami sudah mengundang para Ketua RT dan RW di Tanah Grogot, Kabupaten Paser, untuk mengikuti pelatihan pembuatan biopori agar mereka mempraktekkan di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing," kata Kepala Bidang Kebersihan DKP Paser Tatang Abdi Mas, pada pelatihan pembuatan biopori, di Tanah Grogot, Rabu.
Biopori kata Tatang, merupakan teknologi yang digunakan untuk mengelola sampah dengan cara membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik.
"Tanah yang sudah dilubangi dengan kedalaman 1 meter, ditanam dengan wadah paralon atau botol yang sudah dilubangi di beberapa titik," ucap Tatang.
Paralon atau botol yang ditanam lanjut Tatang, ditimbun tanah dengan menyisakan ujungnya beberapa sentimeter.
"Jadi, warga bisa membuang sampah rumah tangga, khususnya sisa-sisa makanan ke dalam paralon tersebut," tuturnya.
Metode biopori tersebut menurut ia, dapat menyuburkan tanah.
"Tanaman yang tumbuh di tanah yang ada bioporinya dipastikan bisa tumbuh subur," ujarnya.
"Kami sudah membagikan 20 buah biopori dan satu komposter untuk percobaan di masing-masing RT. Kalau program ini berhasil, maka bisa dilanjutkan untuk warga lainnya," jelas Tatang.
Untuk memperlancar program tersebut, DKP Paser tambahnya, juga telah melatih petugas satgas yang membantu warga membuat biopori.
"Upaya ini merupakan salah satu upaya DKP untuk mewujudkan Kabupaten Paser bersih, elok dan rindang atau biasa kami menyebutnya Paser Berse," kata Tatang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016