Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kementerian Pertanian pada 2016 mengalokasikan sapi jenis Brahman Cross (BC) sebanyak 3.200 ekor yang merupakan sapi impor dari Australia untuk diberikan kepada kelompok ternak di Provinsi Kalimantan Timur.

"Pengadaan sapi dari Australia sebanyak itu, sekarang masih dalam tahap proses lelang di Kementan. Nanti kalau sudah selesai lelang, baru pemenang lelangnya yang akan mendatangkan sapi BC ke Kaltim," ujar Kabid Perbibitan dan Budidaya Dinas Peternakan Provinsi Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Minggu.

Jumlah kelompok ternak yang akan menerima sapi di Kaltim sebanyak 160 kelompok, sehingga masing-masing kelompok mendapat jatah sebanyak 20 ekor.

Semua sapi yang dibantukan merupakan BC indukan betina, bahkan sebagiannya merupakan indukan sedang bunting sehingga perkembangan sapi di Kaltim diharapkan lebih cepat untuk mewujudkan target 2 juta ekor sapi pada 2018.

Untuk mewujudkan terpenuhinya sapi 2 juta ekor, maka Pemprov Kaltim tidak hanya melakukan pengadaan sendiri, tetapi mengajak kerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, perbankan dalam proses kredit, dan kerja sama dengan perusahaan tambang maupun perusahaan kelapa sawit.

Menurut dia, bantuan sapi sebanyak 3.200 ekor pada 2016 merupakan lanjutan dari bantuan tahun 2015. Pada tahun lalu Kaltim mendapat jatah sebanyak 10.000 ekor sapi BC, tetapi karena adanya masalah teknis terkait regulasi dan lain hal, maka tahun lalu hanya dapat terealisasi sebanyak 1.926 ekor.

Ini berarti seharusnya masih tersisa sebanyak 8.074 ekor, namun karena APBN mengalami defisit, maka kekurangannya tidak dapat dipenuhi dan hanya dapat direalisasikan 3.200 ekor.

"Tahun 2015 ada beberapa provinsi di Indonesia yang mendapat alokasi ribuan sapi. Dari semua provinsi yang mendapat jatah, hanya Kaltim yang mampu merealisasikan meskipun hanya sebagian, sehingga hal ini harus tetap kita syukuri," katanya.

Sedangkan pola pemeliharaan sapi BC untuk kelompok ternak yang sudah terealisasi, sistemnya ada yang dilakukan integrasi dengan perkebunan kelapa sawit yang dibatasi dengan kandang elektrik, ada pula dilepas secara koloni. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016