Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Kepala Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Mawardi Ritonga menyatakan inflasi yang terjadi di Kaltim pada Juli 2016 sebesar 0,56 persen sesuai target yang diharapkan, seiring menurunnya harga sejumlah kebutuhan pokok setelah lebaran.
"Pada Juni lalu laju inflasi Kaltim mencapai 1,09 persen, kemudian kami prediksi setelah lebaran pergerakan inflasi akan melambat. Ternyata benar, pada Juli inflasinya 0,56 persen atau sesuai dengan ekspektasi," ujar Mawardi Ritonga di Samarinda, Selasa.
Berdasarkan hasil Survei Konsumen BI, lanjutnya, inflasi yang terjadi pada Juni-Juli 2016 atau periode puasa dan lebaran tahun ini sudah sejalan dengan ekspektasi masyarakat dan konsumen.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan berbagai program pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim cukup efektif untuk menciptakan inflasi yang terkendali.
Menurut Mawardi, pencapaian inflasi pada 2016 penuh dengan tantangan, sehingga diperlukan koordinasi dan kerja sama yang erat antara pihak-pihak terkait.
"Hal ini dimaksudkan untuk memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan pokok, penyediaan infrastruktur dan sarana logistik yang lebih baik," tambahnya.
Bahkan, keterlibatan aktif aparat hukum dalam pengawasan distribusi komoditas pangan di Kaltim sangat diperlukan. Selain itu, perlu didukung dengan komunikasi yang efektif kepada masyarakat mengenai informasi harga komoditas pangan.
Menyikapi tantangan dan risiko ke depan, lanjut Mawardi, Bank Indonesia dan pemerintah daerah melalui TPID selalu berkoordinasi dalam rangka pengendalian inflasi daerah, baik dalam jangka pendek maupun menengah.
Berbagai upaya stabilisasi harga akan terus dioptimalkan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, sebagai salah satu langkah utama mengendalikan inflasi agar tepat sasaran sesuai dengan target inflasi tahun 2016 sebesar 4 persen plus minus 1 persen.
Ia juga mengatakan inflasi Kaltim pada Juli yang sebesar 0,56 persen itu masih sedikit lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 0,69 persen (bulanan) atau 3,21 persen (tahunan).
"Ini berarti inflasi Kaltim lebih rendah secara bulanan, sedangkan pada level tahunan, inflasi Kaltim makin mendekati inflasi nasional," ujar Mawardi.
Inflasi yang terjadi di Kaltim masih didorong oleh sektor transportasi, terutama transportasi udara. Kemudian kelompok pendidikan juga mendorong terjadinya inflasi bulan Juli 2016, terutama dari kenaikan biaya jenjang sekolah dasar.
"Komoditas lainnya penyumbang inflasi adalah kelompok bumbu-bumbuan, yaitu bawang merah, cabai rawit dan cabai merah, termasuk beberapa komoditas yang harganya ditetapkan oleh pemerintah, yakni kenaikan tarif listrik dan kenaikan harga rokok kretek filter," kata Mawardi. *
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016