Penajam, (ANTARA Kaltim) - Kepala Desa Gunung Makmur di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengeluhkan permainan sejumlah tengkulak yang membeli produk pertanian warga dengan harga murah ketika sedang panen.

 

        "Petani tidak berdaya menjual produk pertanian mereka ke orang lain karena sebelumnya mereka pinjam modal operasional kepada tengkulak, sehingga mau tidak mau hasil pertanian mereka dijual kepada tengkulak tersebut," ujar Kades Gunung Makmur Irfan Laking ditemua di desanya.

 

        Produk pertanian oleh warga setempat antara lain padi sawah, palawija, aneka jenis sayur, dan buah kelapa sawit, namun ketika panen dengan jumlah banyak atau panen raya, petani kesulitan dalam memasok hasil panennya karena belum ada lembaga penampung hasil tani.

 

        Kondisi itu diperparah pula dengan utang jasa para petani kepada sejumlah tengkulak, sehingga mereka harus menjual hasil pertaniannya kepada mereka meskipun harganya sangat murah.

 

        Ia juga mengeluhkan tentang kondisi air untuk pengairan pertanian desa yang asam sehingga hasil pertanian warga  tidak banyak.

 

        "Kalau tanahnya memang dari dulu asam. Untuk tanah yang asam bukan masalah berarti bagi petani karena bisa diatasi dengan kapur, tetapi untuk air yang asam, itu yang sulit. Jadi kami mohon bantuan pemerintah menurunkan ahli yang mampu menetralkan air asam agar hasil pertanian kami maksimal," katanya Irfan.

 

        Menurutnya, sawah di Gunung Makmur merupakan sawah tadah hujan sehingga jika musim kemarau, walaupun masih terdapat air untuk sawah, tetapi airnya asam, sedangkan  jika musim hujan, maka sawah menjadi banjir dan mengurangi hasil panen, bahkan bisa gagal tanam.

 

        Selain itu, jika musim hujan akses jalan menuju pertanian juga banjir. Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan pembangunan waduk serta irigasi sehingga meskipun hujan, masih ada waduk penampungan air, sebaliknya jika musim kemarau, dari waduk tersebut bisa untuk mengairi sawah.

 

        Sementara  Abdul Sodik, 91 tahun, mantan Kades Gunung Makmur mulai tahun 1981 mengatakan, perkembangan Gunung Maskmur saat ini jika dibandingkan dengan ketika ia masih menjabat dulu, mengalami pembangunan luar biasa.

 

        Dulu, katanya, Desa Gunung Makmur masih ikut di Kecamatan Waru, Kabupaten Paser, namun mulai 2002 secara resmi masuk Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara seiring pemekaran kabupaten itu yang memisahkan diri dari Kabupaten Paser.

 

        Tahun 1980-an, lanjutnya, akses menuju Gunung Makmur masih jalan setapak, naik sepeda ontel saja susah karena kanan-kiri masih banyak ranting pohon. Sekarang kemajuannya luar biasa karena mobil dan truk bisa masuk dengan mulus di jalan bersemen.

 

        "Tahun 1981-1984 saya masih sebagai penjabat sementara (Pjs) Kades Gunung Makmur sebagai persiapan membentuk desa definitif, jadi saya adalah kades pertama di Gunung Makmur. Kemudian pada 1986 saya terpilih menjadi kades definitif seiring definitifnya Gunung Makmur menjadi desa berdiri sendiri," kata Sodik. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016