Samarinda (ANTARA Kaltim) - Istri kru tugboat" atau kapal tunda Charles yang diduga disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf, berharap suami mereka dapat segera dibebaskan.

"Sampai hari ini (Senin), saya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan suami saya karena semuanya sudah kami serahkan ke perusahaan dan pemerintah," ujar Dian Megawati Ahmad, istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles, ditemui di mes PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Samarinda, Senin.

Ia mengaku lega sebab komunikasi antara pihak perusahaan dengan penyandera sudah berlangsung dua arah.

"Komunikasi dengan pihak penyandera sudah berlangsung dua arah. Sebelumnya, komunikasi melalui telepon gengggam selalu terputus, mungkin karena jaringan tetapi sejak kemarin komunikasi sudah mulai lancar. Jadi, kami berharap, ada kejelasan terkait upaya pembebasan suami saya dan enam kru lainnya," kata Dia Megawati.

Pihak perusahaan lanjut Dian Megawati terus memberikan informasi terkait perkembangan upaya pembebasan ketujuh sandera tersebut.

"Informasi itu saya terima dari perusahaan tadi pagi, dari pembicaraan dengan pihak penyandera itu mengatakan bahwa sandera dalam kondisi baik dan mereka sempat memberi kesempatan berbicara kepada perwakilan sandera dengan pihak perusahaan," tuturnya.

"Tetapi kami tidak disampaikan terkait perkembangan nilai tuntutan penyandera. Setahu saya, kelompok yang menyandera suami saya meminta tebusan 200 juta Ringgit Malaysia dan saya tidak tahu jumlah tuntutan dari kelompok yang menyandera Kapten Ferry Arifin," kata Dian Megawati.

Dari keterangan salah seorang ABK yang berhasil kembali lanjut Dian Megawati, penyanderaan itu dilakukan oleh dua kelompok bersenjata, saat kapal tunda Charles melintas di perairan Filipina Selatan.

Kelompok pertama kata Dian Megawati, berjumlah lima orang, berpakaian sipil, empat diantaranya membawa senjata laras panjang dan satu membawa pistol.

"Kelompok pertama yang berjumlah lima orang itulah yang membawa suami saya bersama tiga kru lainnya. Mereka sempat makan di atas kapal dan mengambil sejumlah peralatan kapal, termasuk alat komunikasi," jelas Dian Megawati.

Kelompok kedua yang berjumlah sepuluh orang mengenakan pakaian militer dengan rompi antipeluru lanjut dia, membawa kapten Ferry Arifin.

Istri kru kapal tunda Charles lainnya, Elona juga berharap agar ada kejelasan terkait nasib suaminya yang disandera.

"Suami saya, Robin Fiter, ikut disandera bersama suami Dia Megawati dan sampai saat ini, saya belum pernah berkomunikasi. Jaid, saya berharap ada kejelasan terkait nasib suami saya dan meminta agar bisa segera dibebaskan," kata Elona.

Tujuh kru kapal tunda Charles yang diduga disandera kelompok Abu Sayyaf yakni, Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) serta Robin Piter (juru mudi).

Sementara itu, enam kru yang berhasil kembali bersama tugboat Charles yakni, Andi Wahyu (Mualim II), Syahril (Masinis IV), Albertus Temu Slamet (juru mudi), Reidgar Frederik Lahiwu (juru mudi), Rudi Kurniawan (juru mudi) dan Agung E Saputra (juru masak).

Informasi penyanderaan tersebut pertama kali disampaikan Dian Megawati Ahmad, istri salah satu kru tugboat Charles pada Rabu (22/6).

"Suami saya menghubungi menggunakan nomor telepon penyandera dan mengatakan dia tengah disandera kelompok Abu Sayyaf. Dia mengatakan disandera bersama enam kru tugboat lainnya dan saya diminta menghubungi pihak perusahaan dan kepolisian," ujar Dian Megawati.      (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016