Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan Utara mengalami peningkatan yang dibuktikan dengan naiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 0,18 persen, yakni dari 68,68 pada 2014 mengalami kenaikan menjadi 68,76 pada 2015.


"Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur, jadi wajar jika pertumbuhan IPM-nya masih lambat dan masih kalah dengan Kaltim," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Muhammad Habibullah di Samarinda, Kamis.


Meski demikian, lanjutnya, Kaltara termasuk jajaran provinsi di Indonesia yang memiliki pengembangan manusia cukup baik sejak 2013, karena nilai IPM-nya berada di kategori sedang, tidak seperti provinsi lain yang masih ada kategori IPM rendah.


"Pada 2015 pembangunan manusia di Kaltara berstatus sedang, masih sama dengan statusnya di tahun 2013 dan 2014. IPM Kaltara pada tahun 2015 tumbuh sebesar 0,18 persen dibanding tahun 2014. Diharapkan 2016 ini terus meningkat seiring tingginya komitmen kepala daerah," katanya.


Salah satu komponen pembentuk IPM di Kaltara adalah dimensi standar hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita dengan patokan harga konstan 2012.


Pada 2015 lalu, katanya, pengeluaran per kapita (penduduk) di Provinsi Kaltara mencapai Rp11,23 juta per tahun. Selama lima tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat sebesar 0,80 persen per tahun.



Ia melanjutkan, IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.


IPM juga merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya pembangunan kualitas hidup manusia, sehingga IPM selalu menjadi patokan bagi analis dama melakukan pembangunan daerah.


"Selama periode 2013 hingga 2015, IPM Provinsi Kaltara menunjukan pertumbuhan positif, namun status pembangunan manusia masih stagnan. Hingga saat ini pembangunan manusia Kaltara masih berstatus sedang dan masih sama sejak tahun 2013," katanya.


Dalam penilaian IPM terdapat empat kelompok, yakni kelompok rendah dengan IPM 60 ke bawah, kelompok sedang dengan IPM 60-70, kelompok tinggi dengan IPM 70-80, dan kelompok sangat tinggi dengan IPM 80 ke atas. Namun hingga kini belum ada provinsi di Indonesia dengan IPM 80 ke atas.


Dikatakannya, selama periode 2014 hingga 2015, komponen pembentuk IPM Kaltara mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 72,16 tahun, meningkat 0,04 tahun ketimbang tahun sebelumnya.


Kemudian anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,54 tahun, meningkat 0,01 tahun ketimbang tahun 2014.



"Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan 8,36 tahun, atau meningkat 0,01 tahun dibandingkan dengan tahun 2014," ujarnya. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016