Samarinda, 13/6 (Antara) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menantang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyempatkan waktu turun ke Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, untuk memungut sampah sebagai bentuk pendidikan kepada warga.

"Saya saja sebagai gubernur sudah turun dan mengambil sampah di SKM, masak Sekprov tidak, masak asisten tidak, kepala dinas tidak, kepala badan tidak, kepala bidang dan perangkat di bawahnya tidak. Itu namanya terlalu," katanya di Samarinda, Senin.

        Hal itu dikatakan gubernur di ruang kerjanya ketika melakukan konferensi pers mengenai banjir di Samarinda dan berbagai rencana pembangunan lain baik yang sudah maupun yang akan dilakukan pemerintah.

        Hadir dalam acara itu antara lain Asisten I Setprov Kaltim Meilina, Kepala Bappeda Kaltim Zairin Zain, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, Plt Sekkot Samarinda Hermanto, Ketua DPRD Samarinda Alphad Syarif, dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkot Samarinda.

        Gubernur memungut sampah di SKM kala itu bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Saat itu secara simbolis ia mengambil sampah sebagai bentuk pendidikan kepada warga agar tidak membuang sampah ke sungai.

        "Saya memungut sampah waktu itu untuk membantu pak Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, jadi bukan untuk saya karena SKM itu kewenangan Pemkot Samarinda. Saya hanya membantu karena menjaga lingkungan harus dilakukan secara bersama," katanya.

        Ia juga mengatakan sebelum turun ke sungai, ia sempat menyerahkan 50 buah kloset untuk digunakan warga yang bermukim di bantaran SKM. Kloset tersebut harus dipasang di darat agar tidak ada lagi jamban yang berderet di sepanjang SKM, seolah SKM menjadi MCK terpanjang di dunia.

        Awang Faroek juga mempertanyakan apakah kloset yang sudah diberikan pada 29 Mei lalu sudah dipasang oleh warga atau belum. Kalau belum apa kendalanya. Kalau memang ada kendala ia minta segera melaporkan supaya bisa diatasi bersama.

        Jika 50 unit kloset yang telah dibantu tersebut masih kurang, ia berjanji akan memberikan bantuan lagi, asalkan kloset yang sudah diberikan benar-benar telah dipasang.

        Menurutnya, bantuan kloset yang diberikan tersebut bukan berarti melegalkan mereka bermukim di bantaran SKM, tetapi hal itu untuk menuntaskan masalah satu per satu karena persoalan di SKM memang sangat kompleks, sampai kemudian rencana relokasi bisa dilakukan.

        Begitu pula dengan aksi memungut sampah, hal itu dilakukan bukan lantas SKM menjadi bersih begitu saat itu dilakukan pengambilan sampah, namun hal yang lebih penting adalah mengajak semua warga agar tidak membuang sampah ke SKM.

        "Saya sudah memungut sampah. Kemudian ada yang bertanya, tidakkah wibawa gubernur turun karena memungut sampah? Saya jawab tidak. Bagaimana pun saya tetap gubernur," kata gubernur sambil mempraktikkan ketika ia memungut sampah mengunakan tangan kanannya melalui serok dari atas perahu yang ditumpanginya.

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016