Udang windu (Tiger Shrimp) merupakan produk utama usaha tambak yang dibudidayakan di area Delta Mahakam. Selain udang windu, masyarakat setempat juga membudidayakan ikan bandeng (Milkfish).

Udang
windu di dalam dunia perdagangan adalah sebagai udang asli berasal dari Indonesia. Walaupun rentan terhadap penyakit dan kurang survive dibandingkan udang vannamei yang berasal dari Amerika Tengah dan Latin.

Namun
udang hitam ini relatif lebih mahal harganya dan ukurannya pun relatif lebih besar (dikenal dengan istilah S15, S20, S30, dan lainnya).

Huruf
di belakang angka atau S artinya (Size-ukuran). Semakin kecil angka yang tertera, maka menunjukkan ukuran udang semakin besar dan harganya pun relative lebih tinggi.

Sekarang, dalam rangka meningkatkan harga jual dan kemudahan ekspor ke berbagai negara maju, produk udang yang dihasilkan dari kegiatan pertambakan mesti bersertifikasi.

Entah kebijakan ini menyulitkan atau sebaliknya yang justru bisa memotivasi bagi petambak. Namun secara realita, banyak petambak sebenarnya tidak terlalu faham dengan kebijakan ini, termasuk kriteria yang dimaksud seperti apa.

Contohnya, ratio luas tambak dan bakau yang tepat dan dianjurkan, batasan penggunaan racun (using of chemical and no-chemical) pembunuh binatang yang sebagai kompetitor dan predator-nya udang, dan lain sebagainya.

Tetapi hal y
ang pasti, terlepas dengan itu semua, petambak menginginkan hasil yang banyak dan berukuran besar, lalu menjual hasil dari payahnya pada masa panen ke pedagang dan punggawa dengan harapan mendapat pendapatan yang tinggi.

Kemudian berharap pada panen selanjutnya hasilnya lebih meningkat dengan upaya dan manajemen pengelolaan yang hampir sama dengan sebelum-sebelumnya. Namun ketergantungan pada nasib baik atau keberuntungan telah menjadi bagian dari pengharapan untuk pendapatan/income petambak.

Sudahkah hasil budidaya tambak di air payau ini memberikan kontribusi kesejahteraan bagi petambaknya?. Sejauh ini, sudah ramah lingkungankah usaha tambak mereka?. Tambak  di Delta Mahakam ini relatif termasuk kategori ekstensif tradisional dan tidak dapat dikontrol seperti tambak tertutup karena masih tergantung kondisi alam.

Happy the world oceans day !

Dalam rangka menyambut hari laut sedunia, tepatnya setiap tanggal 8 Juni yang disebut “The World Oceans Day”. Perlunya menjadi bagian dari solusi demi masyarakat dunia yang berkelanjutan sangatlah diharapkan.

Hari Laut Sedunia ini diperkenalkan pada tahun 1992 saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro, Brasil, yang kemudian tahun 2008 oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkannya secara resmi. (*)

Pewarta: Ditulis Handayani Boa, Dosen Universitas Mulawarman.

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016