Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Sekolah Adiwiyata di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yakni SMP Aminah Syukur, akan menurunkan sebanyak 150 orang mulai kepala sekolah, guru, hingga siswa untuk membersihkan Sungai Karang Mumus Samarinda menjelang Hari Lingkungan.

"Hari Lingkungan Hidup se-Dunia memang akan diperingati pada 5 Juni, tetapi dalam rangka menjelang peringatan itu kami telah dan akan melakukan berbagai kegiatan, di antaranya pada 29 Mei akan menurunkan 150 personil untuk memungut sampah di Sungai Karang Mumus (SKM)," ujar Kepala SMP Aminah Syukur Samarinda Amiruddin di Samarinda, Rabu.

Dalam memungut sampah di SKM, lanjutnya, pihaknya bukan sekali atau dua kali melakukannya, tetapi sudah sering, bahkan SMP Aminah Syukur sudah menjalin kerja sama dengan Komunitas Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM untuk secara berkala merawat sungai tersebut.

SMP Aminah Syukur, lanjutnya, pada 2015 dipercaya menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional, pada 2016 dipercaya membina 10 sekolah di Samarinda untuk menuju Sekolah Adiwiyata sekaligus persiapan menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri pada 2017.

Sedangkan 10 sekolah di Samarinda yang sekarang menjadi wilayah binaan SMP tersebut di antaranya SMAN 1, MAN 2, MTs Model, SMK TI Labbaika, SD Normal Islam, SMP Bunga Bangsa, dan SMP Cordova. Semua sekolah tersebut diharapkan bisa menjadi Sekolah Adiwiyata.

Terkait akan dikerahkannya siswa dan guru memungut sampah di SKM pada 29 Mei, hal itu merupakan bagian dari program Sekolah Adiwiyata. Kegiatan ini sekaligus menyadarkan warga untuk tidak merusak alam baik dengan membuang sampah maupun merusak ekosistem.

"Sebagai sekolah yang berwawasan lingkungan, kami tidak hanya konsentrasi mengurus lingkungan di kawasan sekolah, tetapi apapaun jenis kegiatan yang bertujuan membuat kawasan bersih dan ramah lingkungan, kami siap membantu, termasuk membantu GMSS-SKM yang terus menerus merawat SKM," katanya.

Ia berharap dari kegiatan ini bisa menyadarkan warga tidak membuang sampah ke sungai, karena sungai manfaatnya sangat besar bagi kehidupan masyarakat dan makhluk lain yang hidup dalam sungai, terlebih PDAM masih memanfaatkan SKM sebagai sumber air baku untuk masyarakat.

SKM juga secara langsung masih digunakan warga untuk mandi, cuci, gosok gigi, sehingga kondisi ini tentu tidak elok dengan kebiasaan warga yang masih membuang kotoran dan sampah ke SKM.

"Kami sadar bahwa berapapun jumlah siswa kami memungut sampah di SKM, bahkan ditambah warga lain yang turut memungut, pasti SKM tidak bisa bersih. Tetapi paling tidak kegiatan ini bisa menjadi pendidikan dan ajakan agar warga tidak membuang sampah ke SKM," kata Amiruddin lagi. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016