Penajam (ANTARA Kaltim) - Kawasan konservasi "mangrove" atau bakau di Kabupaten Penajam Paser Utara, yang berada Kelurahan Kampung Baru, terancam rusak akibat maraknya aktivitas penebangan liar pohon bakau.

"Potensi kerusakan pohon bakau setiap bulan di areal konservasi terus mengalami peningkatan, karena sering terjadi penebangan liar dan pengaruh kemarau panjang," kata Ketua Kelompok Usaha Wanita Bina Bersama Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Siti Ruqiyah saat dihubungi di Penajam, Rabu.

Aktivitas penebangan liar di wilayah konservasi hutan "mangrove", kata Siti Ruqiyah, masih cukup marak karena minimnya pengawasan dari pemerintah daerah, dimana tidak sedikit pohon bakau di kawasan konservasi itu tumbang atau rusak bahkan ditebang.

Ia berharap pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap kawasan konservasi bakau tersebut dan membangun jembatan titian yang layak serta pos pantau untuk melakukan pengawasan wilayah konservasi "mangrove" itu.

"Harus ada sarana prasarana untuk melakukan pengawasan di kawasan konservasi bakau yang luasnya mencapai 50 hektare itu," ujar Siti Ruqiyah.

Keberadaan hutan bakau di pesisir Kampung Baru, Kecamatan Penajam tersebut, katanya, harus dilindungi secara ketat agar tidak punah.

Lurah Kampung Baru Mujono menyatakan maraknya penebangan liar di wilayah konservasi bakau itu karena minimnya pengawasan dan sarana prasarana, namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena terkendala terbatasnya anggaran.

Dinas terkait, kata Mujono, agar segera memperbaiki jembatan titian yang sudah rapuh untuk membantu masyarakat menjaga dan mengawasi kelestarian hutan bakau di daerah itu.       (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016