Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kondisi alam yang ada di Kaltim sangat cocok untuk pengembangan  tanaman herbal, bahkan diantaranya tidak ada di daerah lain. Oleh sebab itu pengembangan olahan herbal khususnya asli Kaltim perlu terus ditingkatkan.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim Ali Hamdi mengatakan terkait dengan kesehatan paradigma masyarakat dunia saat ini sudah berubah. Tadinya konsumsi terhadap berbagai produk olahan mengandung kimia khususnya suplemen, kini beralih kepada herbal atau alami.

Kesadaran untuk hidup sehat memengaruhi hampir sembilan puluh persen bidang kecantikan hingga kesehatan yang beramai-ramai menggunakan herbal sebagai bahan baku produknya.

"Berbagai olahan herbal di Indonesia dikenal dengan jamu. Namun seiring dengan perkembangan dunia modern kemudian dikemas lebih efisien, tetapi dengan hasil maksimal. Kini banyak herbal dalam bentuk kapsul dan lainnya," kata Ali.

Sebenarnya, potensi ekonomi yang dihasilkan sangat menjanjikan. Beberapa tahun terakhir toko yang menjual berbagai macam produk herbal tumbuh sumbur, seolah tidak terpengaruh dengan kondisi perekonomian global yang menurun.

Menurutnya, dibutuhkan peran pemerintah melalui dinas terkait dalam melakukan pendampingan dalam pengembangan produk herbal asli Kaltim.

"Pemerintah harus mempunyai program, mulai dari bagaimana budi daya, pengolahan hingga pemasaran. Hal ini agar UMKM mampu maksimal," sebut Ali.

Dicontohkannya, seperti bawang asli Kaltim atau juga disebut bawang dayak, kayu sepang, daun ulin, hingga madu baik budi daya maupun hutan merupakan beberapa potensi yang kalau diolah dan dikemas secara menarik akan menjadi peluang ekonomi.

"Hal ini perlu dibicarakan dengan dinas terkait dalam rapat kerja. Pasalnya, berbagai peluang peningkatan perekonomian masyarakat khususnya jangka panjang harus diberi dukungan," ujar Ali. (Humas DPRD Kaltim/adv)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016