Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur, Wahyu Widhi Heranata menyatakan, Kabupaten Kutai Barat masih berstatus Darurat Banjir.
"Berdasarkan laporan dari tim BPBD Kutai Barat, hingga hari ini (Senin) kondisi bantaran Sungai Kedang Pahu Kecamatan Muara Lawa dan Kecamatan Nyuatan, masih dalam status Daurat Banjir. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian rumah warga terendam, bahkan ada rumah warga yang hanya terlihat atapnya saja," kata Wahyu Widhi Heranata, saat dihubungi di Samarinda, Senin.
Bahkan lanjut Wahyu Widhi Heranata, sebagian rumah-rumah warga di kawasan Kampung Bengkris Kecamatan Muara Lawa, hanyut terbawa arus.
"Sementara, akses jalan ke arah Kampung Lambing menuju Kecamatan Muara Lawa masih belum dapat dilalui kendaraan karena arus air yang menggenangi jalan tersebut cukup deras," kata Wahyu Widhi Heranata.
Banjir yang melanda tujuh kecamatan di kawasan Kabupaten Kutai Barat yang sudah berlangsung selama sepekan terakhir tambah wahyu Widhi Heranata, juga menyebabkan 950 hektare lahan persawahan dengan potensi produksi 1.900 ton padi, rusak.
"Banjir sudah berlangsung lebih sepekan dan terparah kurung waktu tiga hari terakhir. Banjir tersebut menyebabkan petani di tujuh kecamatan mengalami gagal panen akibat sawah mereka terendam yang menyebabkan padi yang sudah siap di panen rusak," kata Wahyu Widhi Heranata.
Lahan persawahan terparah yang terendam banjir, yakni di Kecamatan Penyinggahan dengan luas mencapai 250 hektare, di Kecamatan Jempang seluas 150 hektare, di Kecamatan Manor Bulan seluas 100 hektare dan seluas 60 hektare sawah terendam di Kecamatan Long Iram, 50 hektare di Kecamatan Bongan, 40 hektare di Kecamatan Muara Lawa serta 3 hektare di Kecamatan Muara Pahu.
"Jumlah keseluruhan sawah yang terendam banjir di tujuh kecamatan mencapai 950 hektare dengan potensi padi sebanyak 1.900 ton yang mengalami kerusakan. Taksiran kerugian akibat rusaknya padi yang gagal panen tersebut mencapai Rp18 miliar," ujar Wahyu Widhi Heranata.
Banjir yang melanda kawasan Kutai Barat akibat tingginya curah hujan di daerah itu, terparah terjadi di Kecamatan Damai dengan ketinggian air mencapai empat hingga lima meter.
Berdasarkan laporan dari BPBD Kutai Barat, banjir terparah kata dia, terjadi di Kampung Besit dengan ketinggian mencapai empat hingga lima meter sementara di ibukota kecamatan ketinggian air tiga sampai empat meter.
Warga korban banjir khususnya di Kecamatan Damai tambahnya, saat ini mengungsi di tenda yang didirikan tim BPBD Kutai Barat di depan kantor kecamatan serta rumah-rumah kerabat mereka.
Selain mendirikan tenda di depan Kecamatan Damai dan menyalurkan logistik, tim BPBD Kutai Barat juga masih mengevakuasi warga korban banjir di sejumlah kecamatan ke tempat yang lebih tinggi dengan mengerahkan satu buah perahu karet. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Berdasarkan laporan dari tim BPBD Kutai Barat, hingga hari ini (Senin) kondisi bantaran Sungai Kedang Pahu Kecamatan Muara Lawa dan Kecamatan Nyuatan, masih dalam status Daurat Banjir. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian rumah warga terendam, bahkan ada rumah warga yang hanya terlihat atapnya saja," kata Wahyu Widhi Heranata, saat dihubungi di Samarinda, Senin.
Bahkan lanjut Wahyu Widhi Heranata, sebagian rumah-rumah warga di kawasan Kampung Bengkris Kecamatan Muara Lawa, hanyut terbawa arus.
"Sementara, akses jalan ke arah Kampung Lambing menuju Kecamatan Muara Lawa masih belum dapat dilalui kendaraan karena arus air yang menggenangi jalan tersebut cukup deras," kata Wahyu Widhi Heranata.
Banjir yang melanda tujuh kecamatan di kawasan Kabupaten Kutai Barat yang sudah berlangsung selama sepekan terakhir tambah wahyu Widhi Heranata, juga menyebabkan 950 hektare lahan persawahan dengan potensi produksi 1.900 ton padi, rusak.
"Banjir sudah berlangsung lebih sepekan dan terparah kurung waktu tiga hari terakhir. Banjir tersebut menyebabkan petani di tujuh kecamatan mengalami gagal panen akibat sawah mereka terendam yang menyebabkan padi yang sudah siap di panen rusak," kata Wahyu Widhi Heranata.
Lahan persawahan terparah yang terendam banjir, yakni di Kecamatan Penyinggahan dengan luas mencapai 250 hektare, di Kecamatan Jempang seluas 150 hektare, di Kecamatan Manor Bulan seluas 100 hektare dan seluas 60 hektare sawah terendam di Kecamatan Long Iram, 50 hektare di Kecamatan Bongan, 40 hektare di Kecamatan Muara Lawa serta 3 hektare di Kecamatan Muara Pahu.
"Jumlah keseluruhan sawah yang terendam banjir di tujuh kecamatan mencapai 950 hektare dengan potensi padi sebanyak 1.900 ton yang mengalami kerusakan. Taksiran kerugian akibat rusaknya padi yang gagal panen tersebut mencapai Rp18 miliar," ujar Wahyu Widhi Heranata.
Banjir yang melanda kawasan Kutai Barat akibat tingginya curah hujan di daerah itu, terparah terjadi di Kecamatan Damai dengan ketinggian air mencapai empat hingga lima meter.
Berdasarkan laporan dari BPBD Kutai Barat, banjir terparah kata dia, terjadi di Kampung Besit dengan ketinggian mencapai empat hingga lima meter sementara di ibukota kecamatan ketinggian air tiga sampai empat meter.
Warga korban banjir khususnya di Kecamatan Damai tambahnya, saat ini mengungsi di tenda yang didirikan tim BPBD Kutai Barat di depan kantor kecamatan serta rumah-rumah kerabat mereka.
Selain mendirikan tenda di depan Kecamatan Damai dan menyalurkan logistik, tim BPBD Kutai Barat juga masih mengevakuasi warga korban banjir di sejumlah kecamatan ke tempat yang lebih tinggi dengan mengerahkan satu buah perahu karet. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016