Samarinda (ANTARANews-Kaltim) - Pemkot Samarinda (Kalimantan Timur) merasa prihatin dengan kondisi industri perkayuan di Samarinda yang kini sedang kolaps sehingga sebagian besar perusahaannnya bangkut dan menutup usahanya.
 
"Ambruknya usaha pada sektor industri perkayuan ini membawa dampak ekonomi dan sosial akibat terjadinya pemutusan hubungan kerja serta penggangguran. Kami menawarkan agar gudang plywood (kayu lapis) milik industri perkayuan menjadi pabrik CPO (crude palm oil), " kata Wakil Wali Kota Samarinda, Shaharie Jaang di Samarinda, Selasa yang meninjau beberapa perusahaan perkayuan di kota itu.
 
Jumlah pabrik kayu lapis pada masa jayanya, yakni sekitar 1980-an sampai 1990-an terdapat 26 industri perkayuan di Samarinda yang menyerap 60.000 tenaga kerja namun kini yang bertahan hanya sembilan pabrik.
  
Ambruknya sektor industri perkayuan, tidak terlepas dari terus melemahnya sektor perhutanan karena ketatnya pengawasan dalam pengelolaan hutan, serta terus diturunkan jumlah kouta tebangan (IPK/izin pemanfaatan kayu) sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam menjaga pelestarian hutannya.
  
Perusahaan perkayuan (industri kayu lapis) yang ditinjau dan masih bertahan antara lain, PT. Segara Timber Palaran dan PT. Oceanias Timber Product (OTP) Loa Buah.
  
Di hadapan Karyawan dan jajaran managemen PT. Segara Timber, Shaharie menyatakan keprihatinan serta menawarkan solusi agar  perusahaan melakukan diversivasi usaha memanfaatkan gudang tersebut menjadi pabrik CPO (crude palm oil) mengingat pasar minyak sawit lagi menggairahkan.
  
"Ketimbang pabrik Plywood ini akan menjadi 'rumah hantu, lebih baik diinvestasikan menjadi pabrik CPO karena tempatnya sudah ada dan luas, hanya tinggal modifikasi saja," katanya.
  
Secara teknis ia menjelaskan bahwa dalam mendukung hal itu, Pemkot Samarinda akan memberikan subsidi intensif pajak 100 persen. 
   
"Selain itu, tidak ada biaya perubahan perizinan tidak ada perubahan IMB, kenapa demikian ? jawabnya pemerintah mendukung perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja untuk mengatasi penggangguran serta masalah sosial yang lain," ujar dia.
   
Ia memaparkan bahwa jika perusahaan membuka pabrik CPO di Palaran yang misalnya saja bisa menyerap 500 pekerja maka dampak lain yang akan dirasakan warga adalah dengan tumbuh warung-warung makanan serta berkembangnya sektor transportasi untuk menuju kawasan itu.

"Perlu adanya evaluasi industri-industri pabrik plywood, agar jauh lebih baik. Serta harus ada kemudahan-kemudahan perizinan. Agar industri perkayuan tetap jalan, jika tutup dampaknya sangat luas. Bahkan bisa menganggu Kamtibmas," ujar dia menerangkan.

Dalam acara itu, tampak hadir, camat Palaran dan para lurah-lurah, juga Direksi PT Segara, BS Suba. Selanjutnya, bersama rombongan Wawali melanjutkan perjalanan ke Sawmill PT.  dan PT. Oceanias Timber Product (OTP) Loa Buah.

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2010