Samarinda (ANTARA Kaltim)- Dua tim besar sepak bola nasional, yakni Arema Cronus dan Sriwijaya FC, mengkritik regulasi pertandingan trofeo yang digunakan pada turnamen Piala Gubernur Kalimantan Timur 2016.
Asisten pelatih Arema Cronus I Made Pasek Wijaya di Samarinda, Minggu, mengatakan, turnamen sepak bola dengan melibatkan banyak tim sebaiknya menggunakan regulasi pertandingan normal yakni dengan waktu 2 x 45 menit, sehingga kualitas pertandingan bisa terus terjaga hingga akhir turnamen.
"Memang di luar negeri juga ada sistem trofeo seperti ini, namun pesertanya paling hanya tiga tim, dan yang lebih merepotkan lagi trofeo baru diterapkan di babak semifinal, bukannya pada momen puncak kejuaraan," jelasnya.
Mantan pemain di era 90-an itu menyadari bahwa ada alasan mendasar yang dijadikan pertimbangan oleh panitia sehingga menyisipkan regulasi trofeo pada pelaksanaan turnamen, salah satunya terkait benturan dengan agenda turnamen yang lain.
"Ini sebagai masukan saja, kalau mungkin Piala Gubernur Kaltim ini digulirkan lagi tahun depan supaya dibuatkan regulasi pertandingan normal agar semua tim mudah dalam menyusun taktik dan strategi pertandingan," jelasnya.
Tim Singo Edan merasa menjadi korban trofeo di laga semifinal, karena dalam hitungan poin Arema memiliki nilai yang sama dengan juara grup Madura United. Padahal Arema bisa memenangi lagi di waktu murni 45 menit, sedangkan Madura hanya memenangi laga melalui adu penalti.
Tim kebanggaan Kota Malang itu akhirnya harus tersingkir di laga final karena kalah head to head dengan Madura United.
Sama dengan Arema, asisten pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan juga menyayangkan sistem trofeo di laga semi final PGK 2016.
Menurut Hartono hal yang menyulitkan bagi pelatih dengan penerapan sistem trofeo adalah memaksimalkan waktu 45 menit, untuk bisa mencetak gol dan tidak kebobolan.
Sehingga, lanjut dia, ketika tim sudah merasa kalah dalam kualitas maka pilihannya hanya satu untuk bertahan total dan berharap keberuntungan di adu penalti.
"Jadinya pertandingan tidak enak untuk ditonton, karena suguhan pertandingan sendiri memang kurang bisa dinikmati," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Asisten pelatih Arema Cronus I Made Pasek Wijaya di Samarinda, Minggu, mengatakan, turnamen sepak bola dengan melibatkan banyak tim sebaiknya menggunakan regulasi pertandingan normal yakni dengan waktu 2 x 45 menit, sehingga kualitas pertandingan bisa terus terjaga hingga akhir turnamen.
"Memang di luar negeri juga ada sistem trofeo seperti ini, namun pesertanya paling hanya tiga tim, dan yang lebih merepotkan lagi trofeo baru diterapkan di babak semifinal, bukannya pada momen puncak kejuaraan," jelasnya.
Mantan pemain di era 90-an itu menyadari bahwa ada alasan mendasar yang dijadikan pertimbangan oleh panitia sehingga menyisipkan regulasi trofeo pada pelaksanaan turnamen, salah satunya terkait benturan dengan agenda turnamen yang lain.
"Ini sebagai masukan saja, kalau mungkin Piala Gubernur Kaltim ini digulirkan lagi tahun depan supaya dibuatkan regulasi pertandingan normal agar semua tim mudah dalam menyusun taktik dan strategi pertandingan," jelasnya.
Tim Singo Edan merasa menjadi korban trofeo di laga semifinal, karena dalam hitungan poin Arema memiliki nilai yang sama dengan juara grup Madura United. Padahal Arema bisa memenangi lagi di waktu murni 45 menit, sedangkan Madura hanya memenangi laga melalui adu penalti.
Tim kebanggaan Kota Malang itu akhirnya harus tersingkir di laga final karena kalah head to head dengan Madura United.
Sama dengan Arema, asisten pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan juga menyayangkan sistem trofeo di laga semi final PGK 2016.
Menurut Hartono hal yang menyulitkan bagi pelatih dengan penerapan sistem trofeo adalah memaksimalkan waktu 45 menit, untuk bisa mencetak gol dan tidak kebobolan.
Sehingga, lanjut dia, ketika tim sudah merasa kalah dalam kualitas maka pilihannya hanya satu untuk bertahan total dan berharap keberuntungan di adu penalti.
"Jadinya pertandingan tidak enak untuk ditonton, karena suguhan pertandingan sendiri memang kurang bisa dinikmati," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016