Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Sekitar 500 warga Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam, terisolir akibat jembatan yang menghubungkan desa tersebut dengan ibu kota kecamatan ambruk.
"Kami baru mendapat kabar pada Sabtu malam dari Kepala Desa Swan Slutung," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser Chandra Irwanadi di Tanah Grogot, Kamis.
Jembatan yang ambruk lanjut Chandra, lebarnya sekitar 30 meter yang mengakibatkan Tim BPBD Paser kesulitan untuk memperbaikinya.
"Kalau lebar jalan lima meter saja mungkin kami sanggup membantu. Namun kenyataannya badan jembatan sangat lebar dan membutuhkan alat berat untuk mengevakuasi kerusakan," kata Chandra.
Saat ini, lanjut dia, ada 500 warga di desa tersebut terancam tidak bisa melakukan aktivitas karena tidak ada akses jalan keluar.
"Jika harus keluar mereka terpaksa menyeberangi sungai yang arusya deras dan sangat membahayakan nyawanya. Mereka harus melewati sungai dengan rakit yang mereka buat, rakit tidak cukup membantu dan hanya bersifat sementara," katanya.
Jembatan yang ambruk itu merupakan sarana bagi warga Desa Swan Slutung menuju jalan poros kecamatan Muara Komam.
"Jika warga mau keluar, warga terpaksa harus meninggalkan kendaraannya dan menyeberangi sungai. Kami sudah memberikan bantuan perahu," katanya.
Saat ini lanjut Chandra, jembatan belum dilakukan perbaikan. Instansi terkait bersama camat terus berkoordinasi terkait perbaikan jembatan itu.
"Dinas Bina Marga dan Camat Muara Komam terus berkoordinasi dan dalam waktu dekat jembatan akan diperbaiki," ujar Chandra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kami baru mendapat kabar pada Sabtu malam dari Kepala Desa Swan Slutung," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser Chandra Irwanadi di Tanah Grogot, Kamis.
Jembatan yang ambruk lanjut Chandra, lebarnya sekitar 30 meter yang mengakibatkan Tim BPBD Paser kesulitan untuk memperbaikinya.
"Kalau lebar jalan lima meter saja mungkin kami sanggup membantu. Namun kenyataannya badan jembatan sangat lebar dan membutuhkan alat berat untuk mengevakuasi kerusakan," kata Chandra.
Saat ini, lanjut dia, ada 500 warga di desa tersebut terancam tidak bisa melakukan aktivitas karena tidak ada akses jalan keluar.
"Jika harus keluar mereka terpaksa menyeberangi sungai yang arusya deras dan sangat membahayakan nyawanya. Mereka harus melewati sungai dengan rakit yang mereka buat, rakit tidak cukup membantu dan hanya bersifat sementara," katanya.
Jembatan yang ambruk itu merupakan sarana bagi warga Desa Swan Slutung menuju jalan poros kecamatan Muara Komam.
"Jika warga mau keluar, warga terpaksa harus meninggalkan kendaraannya dan menyeberangi sungai. Kami sudah memberikan bantuan perahu," katanya.
Saat ini lanjut Chandra, jembatan belum dilakukan perbaikan. Instansi terkait bersama camat terus berkoordinasi terkait perbaikan jembatan itu.
"Dinas Bina Marga dan Camat Muara Komam terus berkoordinasi dan dalam waktu dekat jembatan akan diperbaiki," ujar Chandra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016