Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Ribuan muslimin di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, memadati sejumlah masjid yang menyelenggarakan shalat gerhana, Rabu pagi.

Di Masjid Istiqamah di Lapangan Merdeka atau Masjid Attaqwa di Klandasan suasana pagi pun agak mirip dengan suasana pagi saat hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha meski tidak ada alunan takbir.

Shalat yang dilaksanakan bertepatan dengan saat dimulainya gerhana matahari itu dimulai pukul 07.33 Waktu Indonesia Tengah (Wita).

"Sama seperti shalat biasa. Shalat gerhana cukup dua rakaat dengan niat shalat gerhana. Shalat dilaksanakan ketika gerhana mulai terjadi pukul 07.33 Wita," kata Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan HM Jailani, Rabu.

Di Masjid Attaqwa, jamaah sudah mulai berdatangan sejak pukul 06.30. Mereka membuat barisan, berzikir dan mengerjakan shalat-shalat sunnah seperti shalat tahyatul masjid dan shalat dhuha.

Sampai menjelang pukul 07.33, jumlah jamaah sampai meluber ke halaman masjid yang menjadi satu ikon Balikpapan itu. Mereka berasal dari berbagai kawasan kota selain dari lingkungan sekitar masjid.

"Ini momen langka. Barangkali seumur hidup sekali ini saja saya salat gerhana," kata Syarifuddin, warga Gunung Sari yang tiba di masjid pukul 07.00 tepat.

Seperti salat hari raya, ada khutbah setelah shalat. Khatib KH Anas Makmun mengingatkan jamaah untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah, termasuk fenomena gerhana matahari total yang melintasi Balikpapan tersebut.

Disebutkan oleh astronom Muhammad irfan dari Observatorium Boscha, Bandung, gerhana matahari total baru akan melewati Balikpapan lagi pada 19 Februari 2501 atau 485 tahun lagi dari sekarang.

Sebab hanya dua rakaat dan khutbahnya pendek, jamaah masih sempat menyaksikan momen bulan menutupi sepenuhnya piringan matahari pada pukul 08.34 Wita. Saat itu selama 69 detik Kota Balikpapan gelap seperti malam hari.

"Subhanallah,..." kata Zakiyul Fuad, saat melihat bulan mulai meninggalkan piringan matahari dan di langit yang gelap terlihat berbentuk cincin terang.

Fuad menempuh hampir 20 kilometer (km) dari Karang Joang di utara ke Masjid Istiqamah di selatan kota untuk ikut shalat gerhana dan menyaksikan fenomena alam tersebut. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016