Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) bekerja sama dengan Kedutaan Besar (Kedutabes) Norwegia menyelenggarakan lokakarya wartawan meliput perubahan iklim di Balikpapan, Selasa.
"Lokakarya ini sudah sekian kalinya, dimana tahun ini sudah ada delapan kota, sekarang sudah 34 provinsi di Indonesia yang sudah terselenggara acara ini," kata Direktur Eksekutif LPDS, Priyambodo RH di Balikpapan.
Dan khusus topik utama peliputan dalam perubahan iklim, dan Norwegia merupakan negara yang memiliki komitmen dengan pemerintah Indonesia tentang REED - Plus, katanya.
"LPDS sebelumnya sudah pernah melakukan kerja sama dengan Kedubes Norwegia, setahun sebelum REED - Plus ditandatangani. Sejak awal kerja sama kami tidak mengikat nara sumbernya dan formanya semuanya diserahkan ke LPDS," kata Priyambodo.
Selain itu, bekerja sama dengan alumni LPDS untuk membuka jejaring, karena target kami untuk memetakan sejauh mana teman-teman pers, khususnya alumni LPDS terkait isu perubahan iklim dan lingkungan hidup, katanya.
"Kita harapkan isu-isu ini bisa ada di media online ada kanalnya, media cetak ada rubriknya dan media elektronik ada chanelnya," kata Priyambodo.
Isu perubahan iklim saat ini sangat kurang publik membahasnya. Dan dilihat pelatihan jurnalistik untuk wartawan sangat jarang dilaksanakan ibaratnya seperti barang mewah, katanya.
"Wartawan sangat jarang mendapat ini, makanya kami datang membawa isu yang langka, karena itu penting. Dampak yang paling kuat ada di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua," kata Priyambodo.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Lokakarya ini sudah sekian kalinya, dimana tahun ini sudah ada delapan kota, sekarang sudah 34 provinsi di Indonesia yang sudah terselenggara acara ini," kata Direktur Eksekutif LPDS, Priyambodo RH di Balikpapan.
Dan khusus topik utama peliputan dalam perubahan iklim, dan Norwegia merupakan negara yang memiliki komitmen dengan pemerintah Indonesia tentang REED - Plus, katanya.
"LPDS sebelumnya sudah pernah melakukan kerja sama dengan Kedubes Norwegia, setahun sebelum REED - Plus ditandatangani. Sejak awal kerja sama kami tidak mengikat nara sumbernya dan formanya semuanya diserahkan ke LPDS," kata Priyambodo.
Selain itu, bekerja sama dengan alumni LPDS untuk membuka jejaring, karena target kami untuk memetakan sejauh mana teman-teman pers, khususnya alumni LPDS terkait isu perubahan iklim dan lingkungan hidup, katanya.
"Kita harapkan isu-isu ini bisa ada di media online ada kanalnya, media cetak ada rubriknya dan media elektronik ada chanelnya," kata Priyambodo.
Isu perubahan iklim saat ini sangat kurang publik membahasnya. Dan dilihat pelatihan jurnalistik untuk wartawan sangat jarang dilaksanakan ibaratnya seperti barang mewah, katanya.
"Wartawan sangat jarang mendapat ini, makanya kami datang membawa isu yang langka, karena itu penting. Dampak yang paling kuat ada di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua," kata Priyambodo.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016