Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Timur meminta setiap pemerintah kabupaten dan kota se-Kaltim memetakan wilayah rawan bencana.

"Kami meminta seluruh kabupaten/kota di Kaltim agar memetakan wilayah-wilayah rawan bencana di masing-masing daerah, dan kami siap membantu jika terjadi bencana," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kaltim Wahyu Widhi Heranata, saat dihubungi dari Samarinda, Kamis.

Wahyu menyatakan yakin, setiap kabupaten/kota sudah melakukan langkah antisipasi dan memetakan kawasan yang rentan terjadi bencana

Ia mencontohkan, wilayah Jalan Wahid Hasyim di Kecamatan Samarinda Utara, yang selama ini menjadi kawasan yang kerap tergenang, masyarakat maupun pihak kecamatan dan Pemerintah Kota Samarinda telah melakukan upaya antisipasi dengan menyiapkan perahu karet serta perbaikan drainase dan jalan.

"Jadi, di setiap kecamatan sudah punya langkah antisipasi terkait karakter bencana yang melanda daerah itu," kata Wahyu Widhi Heranata.

Ia mengingatkan masyarakat agar mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir, khususnya di kawasan yang rentan tergenang di sejumlah kabupaten/kota di Kaltim.

Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan di wilayah Kaltim khusunya Kota Samarinda diperkirakan akan berlangsung pada akhir Februari 2016 dan musim hujan kemungkinan akan mulai berlangsung pada Januari.

"Jadi, kami mengimbau masyarakat agar mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir, khususnya di wilayah yang selama ini memang kerap tergenang," ujar Wahyu Widhi Heranata.

Berdasarkan karakter dan kondisi wilayah lanjut Wahyu Widhi Heranata, bencana yang rawan terjadi di wilayah Kaltim pada 2016 yakni, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan serta kebakaran kawasan pemukiman.

Selain banjir, bencana yang paling rentan terjadi di wilayah Kaltim adalah kebakaran peemukiman penduduk.

"Kebakaran kawasan pemukiman paling rentan terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Kaltim. Berdasarkan data, salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran pemukiman itu disebabkan hubungan pendek arus listrik, akibat instalasi listrik yang sudah tidak layak," katanya.

"Kami mengimbau masyarakat agar segera mengganti instalasi listrik yang sudah berusia di atas 20 tahun, karena hal itulah yang menjadi salah satu penyebab kebakaran," ujar Wahyu. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016