Samarinda (ANTARA Kaltim)- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengajak semua lembaga terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota bersama masyarakat, menyukseskan program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

"Keberangkatan 52 peserta dari BKKBN Kaltim, Kaltara beserta sejumlah kabupaten/kota se-Kaltim untuk keliling Kalimantan ini, tentu dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat akan pentingnya KKB," ujar Asisten III Sekprov Kaltim Bere Ali di Samarinda, Minggu.

Hal itu dikatakan Bere Ali ketika melepas 52 peserta di halaman Kantor Gubernur Kaltim. Ke-52 peserta yang dilepas tersebut akan berkunjung ke sejumlah titik baik Puskesmas, sekolah, maupun titik tertentu guna memasyarakatkan program KKB.

Kegiatan ini diberi nama "Borneo Mupen On the Road" (BMOR) Lintas Kalimantan. Rombongan akan keliling Kalimantan selama 10 hari sejak 29 November hingga 9 Desember.

Acara ini merupakan kegiatan lanjutan yang digelar oleh BKKBN pusat di Jawa dan Madura yang dikenal dengan nama "Jawara Mupen On the Road 2012".

Kegiatan serupa juga sudah digelar di Pulau Sumatera dengan nama "Selebes Mupen On the Road 2014". Sedangkan untuk Pulau Kalimantan dengan nama `Smart (Semarak Terpadu) BMOR dan Program Genre.

Menurut Bere Ali, tugas dan tanggung jawab rombongan selama perjalanan dalam Smart BMOR dan Program Genre keliling Kalimantan adalah memberikan pencerahan di setiap titik yang disinggahi, baik di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa atau kelurahan.

Kemudian membantu dan memotivasi program KKB dan pengembangan keluarga, guna mempercepat terwujudnya pembangunan yang berwawasan kependudukan, agar tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

"Program KKB berimplikasi luas, jika tingginya jumlah penduduk diimbangi dengan kualitas SDM, tentu hasilnya akan positif bagi pembangunan. Sebaliknya, jika jumlah penduduk yang banyak namun SDM-nya rendah, tentu akan banyak pengangguran dan kemiskinan," ujarnya.

Terkait itu, sebaiknya setiap pasangan suami istri membatasi kelahiran dan tidak memiliki banyak anak, karena jika anaknya banyak, maka akan sulit mencukupi kebutuhan gizi dan biaya pendidikan, sehingga anak menjadi kurang cerdas dan SDM-nya akan rendah.

Sebaliknya, jika hanya memiliki sedikit anak atau anaknya cukup dua, maka kebutuhan anak akan terperhatikan oleh orang tua karena kasih sayangnya tidak terbagi ke banyak anak, tercukupinya kebutuhan gizi, dan biaya pendidikan juga tidak terlalu berat. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015