Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan memfasilitasi masyarakat dan komunitas untuk membentuk "Borneo Environment and Forestry Network" atau Jaringan Lingkungan dan Kehutanan Kalimantan.

"Ini jaringan antara komunitas dan para pegiat pelestarian alam," kata Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Kalimantan Tri Budi Laksana dihubungi di Balikpapan, Senin.

Ia menjelaskan "Borneo Environment and Forestry Network" (BE Work) adalah wadah bagi para alumni lokakarya lapangan yang diselenggarakan P3E Kalimantan dengan bantuan Rakata, lembaga yang dikenal sebagai wadah pelatihan untuk membangun kerja sama tim.

"Borneo Environment and Forestry Network itu kami singkat BE Work. Salah satu keluarannya adalah membagikan kearifan lokal atau nilai-nilai yang baik dari tempat lain untuk meningkatkan kesejahteraan bersama tanpa harus merusak hutan, tanpa harus merusak alam dan lingkungan," tambah Koordinator Program Rakata, Irwan Saroso.

Sebelum dapat saling berbagi, menurut Saroso, setiap anggota BE Work harus sadar dulu terhadap potensi yang dimilikinya.

"Seperti di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Kalsel), kami saling menggali dan mengenali potensi alam dan manusia," paparnya.

Di Kabun Kita, Layuh, Batang Alai Timur, lebih kurang 30 menit tenggara Barabai, Hulu Sungai Tengah, BE Work menggelar lokakarya khusus untuk itu selama tiga hari pada 20-22 November.

Sebanyak 18 komunitas setempat bergabung dalam perkemahan yang ditata Rakata.

Menurut Saroso, dari lokakarya lapangan itu, masyarakat yang diwakili komunitas-komunitas membuktikan bahwa selama ini mereka sudah sejahtera dan bisa tetap sejahtera tanpa harus merusak alam.

Komunitas itu antara lain Kelompok Tani Kalibaru yang menanam karet ratusan hektare dan Kelompok Tani Andalan yang memiliki keterampilan khusus dalam hal pembibitan pohon karet (Hevea brasilensis).

Pendapatan mereka dari menanam karet dan menyadapnya cukup untuk membiayai pendidikan anak-anaknya hingga tingkat universitas.

"Selain itu, dari pendapatan menanam karet dan menyadap, kami juga bisa berangkat naik haji," kata Haji Radi, pemilik lahan dari Kabun Kita.  (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015