Samarinda (ANTARA Kaltim) - Enam mahasiswa Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur, melakukan aksi bersih-bersih di Sungai Karang Mumus Samarinda sebagai bentuk penyadaran bagi masyarakat akan pentingnya sungai.

"Kami hanya dapat mengumpulkan sampah 15 kantong plastik besar. Jika dibandingkan dengan banyaknya sampah yang dibuang ke sungai oleh masyarakat, jumlah yang kami peroleh tidak ada artinya," kata Ika Dwi Farma Pasaribu ketika ditemui setelah memungut sampah di SKM Samarinda, Sabtu.

Namun demikian, gerakan tersebut diharapkan bisa menggugah warga lain untuk turut menjaga SKM. Kalau warga tidak mampu terjun ke sungai untuk memungut sampah, paling tidak warga tidak membuang sampah ke SKM.

Ika adalah satu dari enam mahasiswa Unmul yang terjun ke pinggir sungai untuk memungut sampah saat itu. Lima orang lainnya adalah Andy, Mulia Sari, Palimbunga Resky Eko, Filadelfia, dan Josanti Sagala.

Menurut Ika yang mengambil program Teknik Lingkungan ini, dia bersama teman-temannya tergerak turut memungut sampah di SKM karena melihat sungai merupakan aset berharga yang perlu diselamatkan.

"Sebenarnya waktu saya kuliah kerja nyata (KKN) dulu, sudah sering kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat di bantaran SKM agar tidak membuang sampah ke sungai, tapi sosialisasi kami tampaknya kurang berhasil. Semoga dengan gerakan turun langsung ini bisa menyadarkan mereka," ujarnya.

Sementara Resky Eko mengatakan, sungai merupakan rahmat Tuhan yang harus dijaga, sehingga dia bersama temannya sepakat turut terjun ke SKM setelah melihat di media sosial tentang Gerakan Memungut Sehelai Sampah yang digagas oleh pemerhati SKM, Misman.

"Sebelumnya saya sudah melakukan koordinasi dengan Pak Misman. Sebenarnya dari dulu saya ingin memungut sampah, tapi karena belum ada teman yang sepaham jadi saya malu sendirian. Beruntung kemudian ada teman-teman yang sepaham, sehingga kami kemudian terjun bersama," ucap dia.

Sebagai sungai yang pernah dimanfaatkan masyarakat untuk mandi, cuci, bahkan pernah dijadikan air minum ketika dulu masih bersih, seharusnya SKM tidak dijadikan tempat sampah seperti sekarang, sehingga ke depan sungai tersebut bisa dikembalikan funsinya seperti dulu.

Bahkan, lanjut dia, SKM bisa dijadikan objek wisata menarik karena keberadannya memang strategis untuk rekreasi, setelah Sungai Mahakam yang juga sama-sama membelah Kota Samarinda.

"Memang Samarinda sudah memiliki tempat rekreasi di Tepian Mahakam. Namun alangkah baiknya jika objek wisata di Karang Mumus juga mendapat perhatian semua pihak. Jadi sudah sepatutnya Pemkot Samarinda bersama masyarakat sama-sama menjaga dan memperhatikan aset berharga ini," kata Resky lagi. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015