Samarinda (ANTARA Kaltim)- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional melakukan pertemuan regional  pengelola data dan informasi  yang dipusatkan di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan timur,  yang dihadiri sebanyak 19 Provinsi  se Indonesia  dengan jumah peserta 268 orang.

“Tujuan dari pertemuan  ini untuk menyamakan persepsi  bagaimana data kependudukan diolah dan dipresentasikan serta membahas  proses proses pengumpulan data,” kata Kepala BKKBN , Surya Chandra Surapaty pada Pembukaan Temu Kerja Regional  Pengelola Dan Informasi SKPD KB Kabupaten/kota  di Balikpapan, Rabu  malam (3/11).

Namun yang jelas katanya pengelolaan data yang dibuat oleh BKKBN tidak sama  dengan pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Ada beberapa pendataan yang dilakukan BKKBN di antaranya sensus penduduk, pendataan  keluarga,  survey, serta pemutahiran data setiap tahunnya.

Surya Chandara menjelaskan BKKBN memiliki program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga  (KKBPK), dalam hal kependudukan itu ada  empat  hal,  yaitu kuantitas yang harus  dikendalikan,kualitas yang harus ditingkatkan , mobilitas yang harus diarahkan dan data kependudukan akurat menurut nama dan alamat harus dimantapkan.

"Pendataan yang dilakukan  ditulis 'by name by adress' Ini memudahkan dalam memetakan keluarga. Kita berharap data ini bisa dipergunakan untuk pelaksanaan program keluarga berencana dengan tepat sasaran,” katanya.

Menurutnya  data BKKBN itulah nantinya menjadi sumber  data yang valid, akurat yang bisa digunakan pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan yang tepat sasaran.

Pada kesempatan itu  Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak di wakili Asisten III bidang kesejahteraan mengatakan program KB akan berhasil jika dilakukan terintegrasi  , sistim informasi yang uptudate   , didukung fasilitas  dan  kerjasama antara pusat dan daerah serta didukung para mitra kerja.

Bere Ali menjelaskan  laju pertumbuhan penduduk Kaltim cukup tinggi dengan jumlah penduduk saat ini sebelum terpisahnya Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)  berjumlah sekitar empat juta jiwa, namun setelah terpisah diperkirakan sekitar 3,5 juta jiwa yang tersebar di 10 kabupaten dan kota.

Ia mengatakan  berdasarkan data,  laju pertumbuhan penduduk di Kaltim  cukup tinggi yakni  sebesar 3,8 persen pertahun. Namun laju pertumbuhan penduduk tersebut  dari  3,8 persen ,  2,2  persen adalah  migrasi daerah daerah lain yang masuk ke Kaltim.
 
Jadi  pertumbuhan penduduk secara alami hanya 1,6 persen, jadi bisa dikatakan program KB di Kaltim cukup berhasil.

“Besarnya migrasi tersebut tentunya Kaltim memiliki daya tarik , banyak industri-industri, sumber daya alam yang melimpah sehingga  mendorong orang untuk datang  mengadu nasib mencari kerja. Tapi kebanyakan mereka yang datang tidak memiliki  kualitas SDM  atau keterampilan sehingga menambah   beban pemerintah dalam membangun,” kata Bere Ali.

Sementara itu pertemuan regional pengolahan data dan informasi di hadiri   19 Provinsi  se- Indonesia  dengan jumah peserta  sebanyak 268 peserta di antaranya dari  Bali, Jogja,Sulawesi, Maluku, Papua,NTB, NTT, kalbar,Kalsel, Kalteng dan Kaltim sebagai tuan rumah.

Pertemuan serupa juga akan dilaksanakan  di Provinsi Aceh pada 16-19 Nopember  2015 yang diikuti 14 Provinsi yang belum mengikuti pertemuan di Kaltim. (*)


 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015