Samarinda, (ANTARA) - Pemerhati lingkungan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur Misman menilai Sungai Karang Mumus yang kini masih tercemar akibat dijadikan "tong sampah" oleh warga, sesungguhnya bisa bersih kembali dengan komitmen semua pihak.
"Sebagai warga Samarinda, saya malu memiliki sungai yang penuh dengan sampah. Makanya, saya bersama teman-teman hampir setiap hari sukarela memungut sampah di SKM," kata Misman yang ditemui setelah beristirahat memungut sampah di SKM Samarinda, Minggu.
Dari pengamatan Antara, sekelompok orang yang aktif memungut sampah secara sukarela di SKM yang memiliki panjang 34,7 kilometer tersebut, sebelumnya hanya ada tida orang yakni Misman, Basit dan Iyau yang merupakan warga di sekitar SKM.
Namun seiring perjalanan waktu dan gencarnya mereka melakukan sosialisasi kepada orang per orang maupun lewat jejaring sosial Face Book (FB), mereka kemudian berhasil mengajak sejumlah kelompok untuk turun ke sungai dan memungut sampah.
"Pekan lalu ada sekolompok orang yang dikoordinir Pak Guntur, Kepala Taman Budaya Kaltim. Mereka sudah mengambil sampah di SKM. Alhmadulillah, tadi pagi saya bertemu dengan Pak Harimurti WS, Ketua PGRI Samarinda. Beliau janji akan mengerahkan beberapa orang untuk terjun ke SKM guna memungut sampah," ucap Misman.
Beberapa sampah yang telah berhasil dipungut baik oleh Misman maupun kelompok lain yang peduli adalah sampah yang sedang hanyut, sampah di sekitar sungai yang rawan hanyut, maupun sampah yang sudah setengah tenggelam oleh tanah di bibir sungai.
Sedangkan jenis sampah yang dibuang warga ke SKM antara lain aneka plastik, sampah rumah tangga, rongsokan pecah belah, rongsokan kasur, ban sepeda motor, ban mobil dan berbagai jenis sampah logam yang langsung tenggelam ke dasar sungai.
Menurut Misman, mereka yang membuang sampah memang bervariasi, ada yang rumahnya memang di sekitar SKM, namun ada beberapa warga yang jauh dari SKM, karena terkadang ada pengendara mobil atau sepeda motor yang melempar sampah ketika melintas di atas jembatan.
Misman juga menuturkan, pernah suatu saat ada orang yang mengkritik tentang perhatian dan pekerjaan yang dinilai orang tersebut sia-sia, karena yang memungut sampah hanya ada beberapa orang, sementara yang membuang sampah ke SKM jauh lebih banyak yang mencapai ribuan orang.
"Kritik semacam itu bagi saya bukan masalah karena akan muncul Misman-Misman lain. Target saya mengajak orang memungut sampah adalah, agar menjadi contoh bagi warga lain untuk ikut memungut. Saya punya keyakinan, siapapun yang telah memungut sampah, pasti mereka tidak mau membuang sampah lagi ke SKM," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Sebagai warga Samarinda, saya malu memiliki sungai yang penuh dengan sampah. Makanya, saya bersama teman-teman hampir setiap hari sukarela memungut sampah di SKM," kata Misman yang ditemui setelah beristirahat memungut sampah di SKM Samarinda, Minggu.
Dari pengamatan Antara, sekelompok orang yang aktif memungut sampah secara sukarela di SKM yang memiliki panjang 34,7 kilometer tersebut, sebelumnya hanya ada tida orang yakni Misman, Basit dan Iyau yang merupakan warga di sekitar SKM.
Namun seiring perjalanan waktu dan gencarnya mereka melakukan sosialisasi kepada orang per orang maupun lewat jejaring sosial Face Book (FB), mereka kemudian berhasil mengajak sejumlah kelompok untuk turun ke sungai dan memungut sampah.
"Pekan lalu ada sekolompok orang yang dikoordinir Pak Guntur, Kepala Taman Budaya Kaltim. Mereka sudah mengambil sampah di SKM. Alhmadulillah, tadi pagi saya bertemu dengan Pak Harimurti WS, Ketua PGRI Samarinda. Beliau janji akan mengerahkan beberapa orang untuk terjun ke SKM guna memungut sampah," ucap Misman.
Beberapa sampah yang telah berhasil dipungut baik oleh Misman maupun kelompok lain yang peduli adalah sampah yang sedang hanyut, sampah di sekitar sungai yang rawan hanyut, maupun sampah yang sudah setengah tenggelam oleh tanah di bibir sungai.
Sedangkan jenis sampah yang dibuang warga ke SKM antara lain aneka plastik, sampah rumah tangga, rongsokan pecah belah, rongsokan kasur, ban sepeda motor, ban mobil dan berbagai jenis sampah logam yang langsung tenggelam ke dasar sungai.
Menurut Misman, mereka yang membuang sampah memang bervariasi, ada yang rumahnya memang di sekitar SKM, namun ada beberapa warga yang jauh dari SKM, karena terkadang ada pengendara mobil atau sepeda motor yang melempar sampah ketika melintas di atas jembatan.
Misman juga menuturkan, pernah suatu saat ada orang yang mengkritik tentang perhatian dan pekerjaan yang dinilai orang tersebut sia-sia, karena yang memungut sampah hanya ada beberapa orang, sementara yang membuang sampah ke SKM jauh lebih banyak yang mencapai ribuan orang.
"Kritik semacam itu bagi saya bukan masalah karena akan muncul Misman-Misman lain. Target saya mengajak orang memungut sampah adalah, agar menjadi contoh bagi warga lain untuk ikut memungut. Saya punya keyakinan, siapapun yang telah memungut sampah, pasti mereka tidak mau membuang sampah lagi ke SKM," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015