Samarinda (ANTARA Kaltim) - Embalut menjadi salah satu desa di Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang memanfaatkan dana desa tahap pertama dari APBN sebesar Rp109 juta, untuk semenisasi jalan desa dengan volume 84 meter persegi.
"Tahun 2015 desa kami mendapat dana desa dari APBN sebesar Rp254,12 juta yang ditransfer dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama sudah kami terima Rp109 juta dan langsung digunakan untuk pembangunan jalan di RT.05," kata Kepala Desa Embalut Musmuliadi ditemui di desa itu, Minggu.
Total dana desa yang sebesar Rp254,12 juta tersebut, berdasarkan kesepakatan warga, semuanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur dasar berupa semenisasi jalan.
Untuk pencairan dana desa yang kedua dan ketiga juga akan digunakan untuk pembangunan jalan desa, hanya saja lokasinya yang berbeda RT, karena hal itu sudah merupakan keputusan bersama warga setelah melakukan musyawarah dan telah masuk dalam rencana kerja tahunan desa setempat, maupun masuk dalam APBDes.
Dia mengakui bahwa proses transfer dana desa dari kabupaten ke desa mengalami keterlambatan. Hal ini terjadi lantaran harus mendapat pengesahan dari Biro Hukum, sehingga dia meminta agar ke depan tidak perlu melalui Biro Hukum, tapi langsung melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).
"Birokrasinya terlalu panjang dan berbelit sehingga sampai saat ini baru transfer tahap pertama yang kami terima. Kami ingin dikembalikan prosesnya seperti PNPM dulu, cukup koordinasi melalui BPMPD supaya kami tidak terlalu repot. Kalau bisa diperpendek, mengapa harus diperanjang dan sulit," katanya.
Di sisi lain, pola transfer yang sampai tiga tahap juga dinilainya terlalu lama dan menimbulkan biaya operasional membengkak, karena pihaknya harus pulang pergi berkali-kali hanya untuk mengurus proses pencairan dan pelaporan ke ibu kota kabupaten.
Menurutnya, jarak jalan darat Desa Embalut ke Ibu Kota Kabupaten, yakni Tenggarong, cukup jauh sekitar 40 km, sehingga kondisi ini memakan waktu dan biaya. Apalagi jika melihat desa lain yang berada di Kecamatan Tabang, tentu jarakanya lebih jauh ketimbang Embalut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Tahun 2015 desa kami mendapat dana desa dari APBN sebesar Rp254,12 juta yang ditransfer dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama sudah kami terima Rp109 juta dan langsung digunakan untuk pembangunan jalan di RT.05," kata Kepala Desa Embalut Musmuliadi ditemui di desa itu, Minggu.
Total dana desa yang sebesar Rp254,12 juta tersebut, berdasarkan kesepakatan warga, semuanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur dasar berupa semenisasi jalan.
Untuk pencairan dana desa yang kedua dan ketiga juga akan digunakan untuk pembangunan jalan desa, hanya saja lokasinya yang berbeda RT, karena hal itu sudah merupakan keputusan bersama warga setelah melakukan musyawarah dan telah masuk dalam rencana kerja tahunan desa setempat, maupun masuk dalam APBDes.
Dia mengakui bahwa proses transfer dana desa dari kabupaten ke desa mengalami keterlambatan. Hal ini terjadi lantaran harus mendapat pengesahan dari Biro Hukum, sehingga dia meminta agar ke depan tidak perlu melalui Biro Hukum, tapi langsung melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).
"Birokrasinya terlalu panjang dan berbelit sehingga sampai saat ini baru transfer tahap pertama yang kami terima. Kami ingin dikembalikan prosesnya seperti PNPM dulu, cukup koordinasi melalui BPMPD supaya kami tidak terlalu repot. Kalau bisa diperpendek, mengapa harus diperanjang dan sulit," katanya.
Di sisi lain, pola transfer yang sampai tiga tahap juga dinilainya terlalu lama dan menimbulkan biaya operasional membengkak, karena pihaknya harus pulang pergi berkali-kali hanya untuk mengurus proses pencairan dan pelaporan ke ibu kota kabupaten.
Menurutnya, jarak jalan darat Desa Embalut ke Ibu Kota Kabupaten, yakni Tenggarong, cukup jauh sekitar 40 km, sehingga kondisi ini memakan waktu dan biaya. Apalagi jika melihat desa lain yang berada di Kecamatan Tabang, tentu jarakanya lebih jauh ketimbang Embalut.(*)
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015