Bontang (ANTARA Kaltim) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Bontang melakukan pemantauan terhadap stok elpiji tabung ukuran 3 kilogram di sejumlah agen dan pengecer terkait laporan adanya kelangkaan di daerah setempat.

Kepala Disperindankop & UMKM Kota Bontang Reza Pahlevi saat dihubungi di Bontang, Jumat, mengatakan dari pemantauan tersebut, petugas menemukan adanya kelangkaan stok di sejumlah agen karena berkurangnya stok, sementara permintaan konsumen cenderung meningkat.

"Setelah kita cek ke lapangan memang terjadi lonjakan permintaan elpiji tabung ukuran 3 kilogram itu," katanya.

Menurut Reza, beberapa penyebab kelangkaan stok, di antaranya konsumen enggan memakai elpiji tabung ukuran 12 kilogram (nonsubsidi) karena harganya mahal (non subsidi), sehingga warga beralih menggunakan elpiji 3 kilogram.

Selain itu, menurunnya jatah pada setiap pangkalan atau agen yang dipasok Pertamina, seperti terjadi pada dua pangkalan elpiji terbesar PT Pantai Subur dan Akawy.

"PT Pantai Subur seharusnya memiliki stok sekitar 2.800 tabung perhari, namun kuota menurun tinggal 560 tabung. Begitu pula agen Akawy yang biasa menyediakan 1.680 tabung perhari, kini hanya tersedia sebanyak 560 tabung," jelasnya.

Reza mengatakan pengurangan stok elpiji subsidi 3 kilogram tidak hanya terjadi di Kota Bontang, tetapi daerah lain di Kalimantan Timur.

"Berdasarkan keterangan pihak Pertamina, memang ada pengurangan kuota tabung elpiji 3 kilogram. Alasannnya ada regulasi dari Kementerian ESDM," tambahnya.

Reza Pahlevi mengaku telah melakukan komunikasi dengan Pertamina untuk penambahan pasokan elpiji tersebut agar warga tidak perlu antre lama untuk mendapatkan bahan bakar tersebut.

"Kita berharap ada penambahan kuota minggu depan supaya masyarakat terjamin kebutuhannya," ujarnya. (*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015