Penajam (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 1.600 buruh di Kabupaten Penajam Paser Utara, pada Januari hingga September 2015 terkena pemutusan hubungan kerja.
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Penajam Paser Utara Sorijan Sihombing, saat dihubungi di Penajam, Senin mengatakan ribuan buruh yang terkena PHK tersebut mayoritas berasal dari perusahaan tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit.
"Anjloknya harga batu bara dan harga TBS (tandan buah segar) sawit menjadi penyebab utama banyaknya pekerja yang di PHK," ungkap Sorijan Sihombing.
"PHK yang dilakukan perusahaan itu tidak menimbulkan gejolak karena perusahaan sudah membayarkan pesangon kepada buruh sesuai peraturan ketenagakerjaan," katanya.
Dari 130 perusahaan yang saat ini masih beroperasi di wilayah Penajam Paser Utara didominasi perusahaan-perusahaan kecil, seperti di bidang kuliner, jasa, dan bidang jual beli.
Sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor koperasi terpaksa tutup karena terkena imbas krisis ekonomi yang juga menyebabkan terjadinya PHK.
Namun lanjutnya, masih ada sejumlah perusahaan tambang dan perkebunan kelapa sawit skala besar yang masih mampu bertahan sehinggadampak PHK tidak terlalu meluas.
"Kami kesulitan menekan tingginya PHK tersebut karena memang kondisi perusahaan yang tidak stabil akibat anjloknya nila tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat," ujar Sorijan Sihombing.
Ia berharap, kondisi perekonomian di Indonesia bisa segera stabil sehingga dapat menekan angka PHK, khususnya di Kabupaten Penajam Paser Utara. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Penajam Paser Utara Sorijan Sihombing, saat dihubungi di Penajam, Senin mengatakan ribuan buruh yang terkena PHK tersebut mayoritas berasal dari perusahaan tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit.
"Anjloknya harga batu bara dan harga TBS (tandan buah segar) sawit menjadi penyebab utama banyaknya pekerja yang di PHK," ungkap Sorijan Sihombing.
"PHK yang dilakukan perusahaan itu tidak menimbulkan gejolak karena perusahaan sudah membayarkan pesangon kepada buruh sesuai peraturan ketenagakerjaan," katanya.
Dari 130 perusahaan yang saat ini masih beroperasi di wilayah Penajam Paser Utara didominasi perusahaan-perusahaan kecil, seperti di bidang kuliner, jasa, dan bidang jual beli.
Sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor koperasi terpaksa tutup karena terkena imbas krisis ekonomi yang juga menyebabkan terjadinya PHK.
Namun lanjutnya, masih ada sejumlah perusahaan tambang dan perkebunan kelapa sawit skala besar yang masih mampu bertahan sehinggadampak PHK tidak terlalu meluas.
"Kami kesulitan menekan tingginya PHK tersebut karena memang kondisi perusahaan yang tidak stabil akibat anjloknya nila tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat," ujar Sorijan Sihombing.
Ia berharap, kondisi perekonomian di Indonesia bisa segera stabil sehingga dapat menekan angka PHK, khususnya di Kabupaten Penajam Paser Utara. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015