Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur siap menerapkan sekolah tanpa kertas atau minim buku, seiring wacana pemerintah pusat yang akan meminimalisasi penggunaan kertas dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Penerapan sekolah minim buku di masa mendatang tentu siap dilaksanakan di Kaltim secara perlahan, seiring semakin canggihnya teknologi informasi, sehingga sekolah bisa memanfaatkan laptop atau `smartphone` (telepon pintar)," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim Musyahrim di Samarinda, Rabu.
Dalam upaya meminimalkan penggunaan kertas di sekolah, lanjut dia, sejak 2014 lalu sudah banyak sekolah di Kaltim yang telah melakukannya, seperti pada pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer dan pendaftaran siswa baru secara dalam jaringan (online).
Menurut ia, dua hal yang sudah dilakukan tersebut merupakan langkah awal yang telah diterapkan, sehingga tidak menutup kemungkinan di masa mendatang pemanfaatan kertas di sekolah akan terus berkurang.
Sementara itu, pengamat pendidikan dari Universitas Mulawarman Samarinda Drs Nanang Rijono MPd mengatakan rencana pemerintah untuk meminimalkan penggunaan kertas di sekolah sangat baik karena manfaatnya sangat besar, seperti mengurangi biaya cetak, memanfaatkan teknologi dengan biaya murah, dan menjaga keseimbangan lingkungan.
"Para penggiat lingkungan terus meminta pemerintah mengeluarkan regulasi agar tidak melakukan penebangan pohon. Bahan baku kertas itu dari pohon, maka dengan minimnya penggunaan kertas akan bisa menekan perusahaan untuk tidak menebang pohon," kata Nanang.
Ia mengakui investasi awal penerapan program ini memang mahal, karena sekolah harus menyediakan komputer atau laptop, sedangkan para siswa bisa menggunakan laptop atau smartphone, tetapi untuk jangka panjang akan jauh lebih murah dan bermanfaat.
Sedangkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya jika laptop bermasalah atau tidak ada listrik, lanjutnya, guru tetap membawa buku panduan atau buku mata pelajaran untuk pegangan, meskipun siswa tidak perlu membawa buku tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Penerapan sekolah minim buku di masa mendatang tentu siap dilaksanakan di Kaltim secara perlahan, seiring semakin canggihnya teknologi informasi, sehingga sekolah bisa memanfaatkan laptop atau `smartphone` (telepon pintar)," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim Musyahrim di Samarinda, Rabu.
Dalam upaya meminimalkan penggunaan kertas di sekolah, lanjut dia, sejak 2014 lalu sudah banyak sekolah di Kaltim yang telah melakukannya, seperti pada pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer dan pendaftaran siswa baru secara dalam jaringan (online).
Menurut ia, dua hal yang sudah dilakukan tersebut merupakan langkah awal yang telah diterapkan, sehingga tidak menutup kemungkinan di masa mendatang pemanfaatan kertas di sekolah akan terus berkurang.
Sementara itu, pengamat pendidikan dari Universitas Mulawarman Samarinda Drs Nanang Rijono MPd mengatakan rencana pemerintah untuk meminimalkan penggunaan kertas di sekolah sangat baik karena manfaatnya sangat besar, seperti mengurangi biaya cetak, memanfaatkan teknologi dengan biaya murah, dan menjaga keseimbangan lingkungan.
"Para penggiat lingkungan terus meminta pemerintah mengeluarkan regulasi agar tidak melakukan penebangan pohon. Bahan baku kertas itu dari pohon, maka dengan minimnya penggunaan kertas akan bisa menekan perusahaan untuk tidak menebang pohon," kata Nanang.
Ia mengakui investasi awal penerapan program ini memang mahal, karena sekolah harus menyediakan komputer atau laptop, sedangkan para siswa bisa menggunakan laptop atau smartphone, tetapi untuk jangka panjang akan jauh lebih murah dan bermanfaat.
Sedangkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya jika laptop bermasalah atau tidak ada listrik, lanjutnya, guru tetap membawa buku panduan atau buku mata pelajaran untuk pegangan, meskipun siswa tidak perlu membawa buku tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015