Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Lahan Pusat Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari, Kabupaten Kutai Kartanegara, hingga Jumat masih diamuk api dan lahan terbakar telah mencapai sekitar 200 hektare sejak peristiwa pertama pada Rabu (23/9).
"Kami belum menghitung kerugian yang timbul akibat bencana ini," kata juru bicara Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOSF) Nico Hermanu ketika dihubungi Antara dari Balikpapan.
Kawasan Samboja Lestari yang terletak sekitar 50 kilometer arah utara Kota Balikpapan, mulai terbakar pada Rabu (23/9).
Menurut Nico, padang semak dan pohon-pohon keras berusia sampai 15 tahun terbakar hebat dan menimbulkan asap tebal, tetapi hingga kini belum diketahui penyebab kebakaran.
Samboja Lestari adalah sebutan oleh BOSF atas kawasan di kilometer 44 Jalan Mulawarman atau lebih populer sebagai Jalan Balikpapan-Samboja-Senipah yang mengikuti pesisir dari selatan ke utara hingga Sangasanga, Kutai Kartanegara.
Di kilometer 44 itu, BOSF memiliki gerbang untuk masuk ke fasilitas mereka yang berdiri di atas tanah seluas 1.852 hektare dan saat ini yayasan itu merehabilitasi dan mereintroduksi 209 individu orangutan (Pongo pgymaeus) serta 47 beruang madu (Helarctos malayanus).
Di pusat rehabilitasi itu pula, BOSF memiliki klinik untuk satwa, terutama orangutan, kantor, lodge, kandang-kandang, hingga lingkungan terbatas yang dibatasi parit berisi air sehingga disebut pulau tempat orangutan dilatih hidup liar kembali.
"Yang kami khawatirkan sekarang asap ini menyebabkan penyakit pada staf kami dan para orangutan yang ada di sini," kata Hermanu.
Ia menambahkan kebakaran bermula dari dekat portal yang membatasi wilayah Samboja Lestari dengan Desa Tani Bakti. Cuaca panas dan banyaknya bahan mudah terbakar seperti dedaunan dan semakan yang kering membuat kebakaran segera meluas hingga susah dikendalikan.
Sampai Jumat siang, sejumlah pihak telah turun membantu memadamkan kebakaran tersebut.
Petugas yang terlibat dan berjuang memadamkan api sejak kebakaran awal (23/9) adalah satu peleton atau tidak kurang dari 30 orang prajurit Batalyon Kavaleri 13 Satya Lembuswana dan para personel Koramil Samboja.
Kemudian pada Kamis (24/9) sore turut membantu Tim Rescue Total Indonesie dari Senipah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Kartanegara dari Tenggarong.
"Pada Jumat pagi, kami dibantu lagi oleh Tim Manggala Agni dari Kementerian Kehutanan," tambah Hermanu.
Kejadian kebakaran ini bukan yang pertama melanda Samboja Lestari dalam kurun waktu satu bulan ini, karena sebelumnya pada 31 Agustus dan 1 September lalu, si jago merah juga melalap 30 hektare lahan di kawasan itu.
"Untunglah sampai sejauh ini tidak ada orangutan ataupun staf yang menjadi korban," papar Nico Hermanu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Kami belum menghitung kerugian yang timbul akibat bencana ini," kata juru bicara Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOSF) Nico Hermanu ketika dihubungi Antara dari Balikpapan.
Kawasan Samboja Lestari yang terletak sekitar 50 kilometer arah utara Kota Balikpapan, mulai terbakar pada Rabu (23/9).
Menurut Nico, padang semak dan pohon-pohon keras berusia sampai 15 tahun terbakar hebat dan menimbulkan asap tebal, tetapi hingga kini belum diketahui penyebab kebakaran.
Samboja Lestari adalah sebutan oleh BOSF atas kawasan di kilometer 44 Jalan Mulawarman atau lebih populer sebagai Jalan Balikpapan-Samboja-Senipah yang mengikuti pesisir dari selatan ke utara hingga Sangasanga, Kutai Kartanegara.
Di kilometer 44 itu, BOSF memiliki gerbang untuk masuk ke fasilitas mereka yang berdiri di atas tanah seluas 1.852 hektare dan saat ini yayasan itu merehabilitasi dan mereintroduksi 209 individu orangutan (Pongo pgymaeus) serta 47 beruang madu (Helarctos malayanus).
Di pusat rehabilitasi itu pula, BOSF memiliki klinik untuk satwa, terutama orangutan, kantor, lodge, kandang-kandang, hingga lingkungan terbatas yang dibatasi parit berisi air sehingga disebut pulau tempat orangutan dilatih hidup liar kembali.
"Yang kami khawatirkan sekarang asap ini menyebabkan penyakit pada staf kami dan para orangutan yang ada di sini," kata Hermanu.
Ia menambahkan kebakaran bermula dari dekat portal yang membatasi wilayah Samboja Lestari dengan Desa Tani Bakti. Cuaca panas dan banyaknya bahan mudah terbakar seperti dedaunan dan semakan yang kering membuat kebakaran segera meluas hingga susah dikendalikan.
Sampai Jumat siang, sejumlah pihak telah turun membantu memadamkan kebakaran tersebut.
Petugas yang terlibat dan berjuang memadamkan api sejak kebakaran awal (23/9) adalah satu peleton atau tidak kurang dari 30 orang prajurit Batalyon Kavaleri 13 Satya Lembuswana dan para personel Koramil Samboja.
Kemudian pada Kamis (24/9) sore turut membantu Tim Rescue Total Indonesie dari Senipah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Kartanegara dari Tenggarong.
"Pada Jumat pagi, kami dibantu lagi oleh Tim Manggala Agni dari Kementerian Kehutanan," tambah Hermanu.
Kejadian kebakaran ini bukan yang pertama melanda Samboja Lestari dalam kurun waktu satu bulan ini, karena sebelumnya pada 31 Agustus dan 1 September lalu, si jago merah juga melalap 30 hektare lahan di kawasan itu.
"Untunglah sampai sejauh ini tidak ada orangutan ataupun staf yang menjadi korban," papar Nico Hermanu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015