Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Jalur penyeberangan kapal feri Kariangau yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dilakukan pengerukan karena kondisi Sungai Wain yang semakin dangkal.

"Pengerukan di jalur kapal feri Kariangau-Penajam dananya dialokasikan APBN 2015 senilai Rp14,5 miliar. Pengerukan dilakukan agar kapal feri tidak kandas," ujar Kepala Bidang Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim Murjani di Samarinda, Jumat.

Jarak tempuh dari Pelabuhan Feri Kariangau di Balikpapan menuju Penajam sekitar 1,5 jam. Jalur yang dilalui adalah Sungai Wain di Karingau melalui Teluk Balikpapan dan menyeberang hingga ke Penajam.

Namun, daerah aliran sungai (DAS) di Sungai Wain hingga menuju muara Teluk Balikpapan akhir-akhir ini terus mengalami pendangkalan, sehingga perlu dilakukan pengerukan agar tidak mengganggu jalur kapal feri.

Jalur feri ini menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk angkutan roda empat maupun lebih, karena jika harus melalui jalur darat, waktu tempuhnya lebih lama, selain juga jaraknya hampir 100 km melalui Samboja menuju Penajam dengan kondisi jalan rusak parah.

Saat ini, lanjutnya, jumlah kapal feri di jalur itu sudah bertambah menjadi 12 kapal, sedangkan tahun-tahun sebelumnya hanya berjumlah delapan unit, kemudian menjadi 10 unit, dan seiring makin banyaknya kendaraan yang menggunakan jasa kapal feri, kini ditambah lagi menjadi 12 unit.

Selain itu, baik di Pelabuhan Kariangau maupun Pelabuhan Penajam, masing-masing sudah terdapat dua dermaga yang dioperasikan, sehingga proses bongkar muat kendaraan baik yang naik maupun yang turun ke kapal feri lebih lancar.

Sebelumnya, di masing-masing pelabuhan tersebut hanya terdapat satu dermaga, sehingga kapal lainnya harus menunggu di dekat dermaga untuk menunggu proses bongkar muat kapal lain, sehingga kondisi ini menyebabkan antrean panjang kendaraan di pelabuhan.

"Tahun lalu kapal yang dioperasikan hanya 10 armada dengan penerapan pola 8:2, yakni delapan kapal melayani bongkar muat kendaraan dan dua kapal lainnya bersiaga untuk menunggu giliran. Pola itu diterapkan setiap hari," katanya.

Namun, kini kapal yang disiapkan sudah sebanyak 12 armada, sehingga pola yang diterapkan adalah 10:2. Tetapi, jika keadaan sewaktu-waktu diperlukan atau jika terjadi antrean panjang, maka bisa saja semua kapal yang ada dioperasikan.

Ia menambahkan keberadaan Pelabuhan Penyeberangan Feri Kariangau penting bagi perekonomian warga Kaltim dan sekitarnya, karena akses tersebut selain untuk menghubungkan transportasi Kaltim-Kalsel dan Kaltim-Kalteng.

Selain itu, Pelabuhan Feri Kariangau juga untuk konektivitas khusus warga Kaltim seperti Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015