Balikpapan (ANTARA Kaltim) – Sejumlah hasil penelitian harus berdampak positif bagi masyarakat atau dengan kata lain dapat diimplementasikan, sehingga jajaran yang terlibat dalam lembaga ini harus memiliki kemampuan khusus. Tidak sembarang orang dapat berkecimpung dalam lembaga yang strategis ini.

Selain bisa diimplementasikan oleh masyarakat, penelitian juga harus dihargai sebagai bentuk penghargaan terhadap jerih payah para peneliti untuk menghasilkan berbagai temuan dan trobosan yang berdampak signifikan bagi kebijakan pemerintah dan kesejahteraan masyarakat.

“Lembaga Litbang merupakan satuan kerja strategis, di mana sejumlah penelitian yang dibuat dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan daerah dan nasional. Saya menilai lembaga ini sangat strategis dan diperlukan orang-orang pilihan di dalamnya,” kata Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak pada pembukaan Rakor Kelitbangan se-Kaltim, di Balikpapan, Selasa (25/8).

Dengan kondisi itu, jangan ada lagi anekdot yang mengatakan bahwa Litbang itu  “sulit berkembang”.  Apalagi  terbersit pemikiran bahwa lembaga ini dibentuk untuk menempatkan orang-orang yang dibuang. Padahal sejumlah SDM di jajaran Litbang merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan lebih dalam ilmu pengetahuan, khususnya yang terkait soal penelitian dan pengembangan.

Awang menilai lembaga ini sangat strategis, karena sejumlah negara maju menjadikan Badan Litbang sebagai salah satu rujukan utama dalam membuat kebijakan, sehingga dalam kegiatan sehari- hari mendapat dukungan besar, baik dalam hal pendanaan maupun berbagai fasilitas pendukung.

“Karena itu, saya menempatkan orang-orang yang memiliki  kemampuan dalam lembaga ini, sebab saya berharap sejumlah hasil penelitian akan berdampak signifikan bagi kehidupan dan kesejahteraan warga Kaltim,” kata Awang Faroek.

Kendati demikian, Awang mengakui hingga kini keberpihakan anggaran terhadap lembaga Litbang belum menggembirakan. Hal itu terbukti dari penyiapan anggaran untuk sejumlam lembaga Litbang  melalui APBN masih di bawah  satu persen.

Demikian juga halnya di Kaltim, karena itu Awang berharap dukungan dari jajaran legislatif untuk bersama-sama meningkatkan anggaran bagi para peneliti di Kaltim, khususnya yang dikelola melalui Badan Litbang Daerah  Kaltim.

Tetapi sebaliknya jajaran peneliti di Kaltim juga harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa hasil penelitian yang dilakukan dapat diimplementasikan dan berdampak signifikan terhadap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam kesempatan itu, Awang juga minta kepada sejumlah perguruan tinggi untuk menyampaikan berbagai proposal terkait dengan pembiayaan penelitian, sebagi bentuk dukungan terhadap program pembangunan Kaltim yang berbasis ilmu pengetahun dan teknologi dengan memanfaatkan sumber daya alam di daerah ini.

Melalui Rakor tersebut, Awang berharap menghasilkan berbagai formula untuk kemajuan lembaga Litbang, terutama yang terkait dengan peningkatan kinerja jajaran Litbang sehingga mampu meyakinakan berbagai pihak,  dengan harapan mampu mendapat dukungan pendanaan dan berbagai fasilitas memadai.

“Dukungan pendanaan tentunya tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari jajaran perusahaan swasta. Namun untuk mendapatkan hal itu perlu pembuktian untuk meyakinan sejumlah pihak,  bahwa hasil penelitian yang dibuat mampu memberikan perubahan bagi kehidupan dan ksejahteraan masyarakat,” demikian Awang Faroek Ishak.

Rakor tersebut, diikuti 150 peserta dan  dihadiri oleh Kepala Badan Litbang Kaltim, Dwi Nugroho Hidayanto dengan menampilkan tiga pembicara, yakni Kepala Badan Litbang Kemendagri, Domoe Abdi, Direktur Sistem Inovasi Kemenristek, Ophir Sumule dan Deputy Bidang Ilmu Pengetahuan Alam Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati. (Humas Prov Kaltim/san).

 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015