Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak empat kapal perang RI dikerahkan dalam upaya pencarian empat warga negara asing yang dilaporkan hilang sejak Sabtu (15/8) sekitar pukul 19.10 Wita di perairan Pulau Sangalaki, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Komandan Kodim (Dandim) 0902/Tanjung Redeb Letkol Inf Ahmad Hadi Aljufri, dihubungi dari Samarinda, Senin, mengatakan keempat kapal perang yang dikerahkan untuk membantu pencarian WNI hilang tersebut yakni, KRI Kerapu, KRI Sura, KRI Hasanuddin serta KRI Ajak.
"Empat KRI itu selama ini memang bertugas untuk menjaga wilayah perbatasan dan akan diperbantukan melakukan pencarian di sektor Utara yakni dari arah Kota Tarakan, Kalimantan Utara hingga ke Tawau, Malaysia sampai lurus ke wilayah Sulawesi," tutur Ahmad Hadi Aljufri.
Selain empat kapal perang tersebut, pencarian keempat WNI yang hilang tersebut juga juga melibatkan pesawat Casa U-623 milik TNI Angkatan Laut yang juga menfokuskan pencarian di wilayah Utara atau kawasan Provinsi Kalimantan Utara.
Sementara itu hingga hari kesembilan pencarian empat WNA yang hilang tersebut, tim SAR gabungan masih terus melakukan penyisiran, bahkan pencarian diperluas hingga ke wilayah Palu, Sulawesi Tengah.
"Pencarian hari ini (Senin) diintensifkan ke arah Tenggara sampai ke Bontang. Setelah menyelesaikan pencarian di sini, helikopter langsung menuju Palu, Sulawesi Tengah untuk melakukan pemantauan kemudian melakukan pencarian ke sektor Timur," katanya.
"Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin dan tidak berpikir akan menghentikan upaya pencarian sebab itu kewenangan pusat. Jadi, walaupun berdasarkan peraturan, jika pencarian dilakukan selama tujuh hari namun tidak membuahkan hasil akan dilanjutkan selama tiga hari. Tetapi, jika kurung waktu tiga hari itu ada tanda yang ditemukan, maka pencarian akan diteruskan," ungkap Ahmad Hadi Aljufri.
Pencarian terhadap empat WNA itu disaksikan langsung Direktur Operasional Basarnas, Brigjen Ivan AR, serta perwakilan dari kedutaan besar dua negara yang yakni Italia dan Belgia.
Empat WNA yang dilaporkan hilang sejak empat hari lalu atau pada Sabtu (15/8) sekitar pukul 19.10 Wita yakni, Michela (33), WNA Italia berjenis kelamin wanita,Alberto (36), berjenis kelamin laki-laki berkebangsaan Italia, Daniele (36), berjenis kelamin laki-laki WNA Italia serta Vana Chris (29), jenis kelamin laki-laki berkewarganegaraan Belgia.
Awalnya, ada enam WNA serta seorang pemandu berangkat dari Pulau Derawan menuju Sangalaki untuk menyelam.
Namun, setelah motoris "speedboat" yang mereka tumpangi menunggu hingga sore, lima orang itu tidak muncul, termasuk seorang pemandu, maka motoris tersebut kemudian menyampaikan ke rekan motoris lainnya.
Setelah dilakukan pencarian, akhirnya pemandu atas nama Oslan berhasil ditemukan dalam kondisi lemas, sementara hingga saat ini keempat WNA tersebut masih dalam pencarian.
Sementara, dua WNA yang sebelumnya dilaporkan ikut hilang yakni, Valeria (34)jenis kelamin wanita serta Mouruzio Rege (45), keduanya berkebangsaan Italia, tidak ikut menyelam dan hanya melakukan "snorkeling". (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Komandan Kodim (Dandim) 0902/Tanjung Redeb Letkol Inf Ahmad Hadi Aljufri, dihubungi dari Samarinda, Senin, mengatakan keempat kapal perang yang dikerahkan untuk membantu pencarian WNI hilang tersebut yakni, KRI Kerapu, KRI Sura, KRI Hasanuddin serta KRI Ajak.
"Empat KRI itu selama ini memang bertugas untuk menjaga wilayah perbatasan dan akan diperbantukan melakukan pencarian di sektor Utara yakni dari arah Kota Tarakan, Kalimantan Utara hingga ke Tawau, Malaysia sampai lurus ke wilayah Sulawesi," tutur Ahmad Hadi Aljufri.
Selain empat kapal perang tersebut, pencarian keempat WNI yang hilang tersebut juga juga melibatkan pesawat Casa U-623 milik TNI Angkatan Laut yang juga menfokuskan pencarian di wilayah Utara atau kawasan Provinsi Kalimantan Utara.
Sementara itu hingga hari kesembilan pencarian empat WNA yang hilang tersebut, tim SAR gabungan masih terus melakukan penyisiran, bahkan pencarian diperluas hingga ke wilayah Palu, Sulawesi Tengah.
"Pencarian hari ini (Senin) diintensifkan ke arah Tenggara sampai ke Bontang. Setelah menyelesaikan pencarian di sini, helikopter langsung menuju Palu, Sulawesi Tengah untuk melakukan pemantauan kemudian melakukan pencarian ke sektor Timur," katanya.
"Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin dan tidak berpikir akan menghentikan upaya pencarian sebab itu kewenangan pusat. Jadi, walaupun berdasarkan peraturan, jika pencarian dilakukan selama tujuh hari namun tidak membuahkan hasil akan dilanjutkan selama tiga hari. Tetapi, jika kurung waktu tiga hari itu ada tanda yang ditemukan, maka pencarian akan diteruskan," ungkap Ahmad Hadi Aljufri.
Pencarian terhadap empat WNA itu disaksikan langsung Direktur Operasional Basarnas, Brigjen Ivan AR, serta perwakilan dari kedutaan besar dua negara yang yakni Italia dan Belgia.
Empat WNA yang dilaporkan hilang sejak empat hari lalu atau pada Sabtu (15/8) sekitar pukul 19.10 Wita yakni, Michela (33), WNA Italia berjenis kelamin wanita,Alberto (36), berjenis kelamin laki-laki berkebangsaan Italia, Daniele (36), berjenis kelamin laki-laki WNA Italia serta Vana Chris (29), jenis kelamin laki-laki berkewarganegaraan Belgia.
Awalnya, ada enam WNA serta seorang pemandu berangkat dari Pulau Derawan menuju Sangalaki untuk menyelam.
Namun, setelah motoris "speedboat" yang mereka tumpangi menunggu hingga sore, lima orang itu tidak muncul, termasuk seorang pemandu, maka motoris tersebut kemudian menyampaikan ke rekan motoris lainnya.
Setelah dilakukan pencarian, akhirnya pemandu atas nama Oslan berhasil ditemukan dalam kondisi lemas, sementara hingga saat ini keempat WNA tersebut masih dalam pencarian.
Sementara, dua WNA yang sebelumnya dilaporkan ikut hilang yakni, Valeria (34)jenis kelamin wanita serta Mouruzio Rege (45), keduanya berkebangsaan Italia, tidak ikut menyelam dan hanya melakukan "snorkeling". (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015