Samarinda (ANTARA Kaltim) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kembali memproduksi air bersih untuk kebutuhan warga setempat, seiring menurunnya kadar klorida di Sungai Mahakam yang terjadi akibat intrusi air laut.
"Beberapa hari lalu kadar klorida di Instalasi Pengolahan Air Pulau Atas sempat mencapai 250 part per million (ppm), tetapi kemudian terus menurun dan pengecekan hari ini sudah 5 ppm, sehingga produksi kami kembali lancar," kata Kepala Seksi Humas PDAM Tirta Kencana Samarinda M Lukman di Samarinda, Senin.
Menurut ia, ketika kadar klorida mencapai 250 ppm, PDAM terpaksa menghentikan produksi, karena angka tersebut sudah melebih ambang batas normal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Ia mengakui bahwa musim kemarau memang menimbulkan masalah tersendiri bagi PDAM Samarinda dalam menyedot air baku dari Sungai Mahakam dan mengolahnya untuk kebutuhan warga, karena air sungai yang surut akan memancing air asin dari laut masuk ketika pasang.
Pada saat air laut masuk sungai, kadar kloridanya akan tinggi sehingga PDAM tidak bisa berproduksi.
Untuk itu, Lukman berharap kepada warga agar menyiapkan bak penampungan, sehingga ketika PDAM tidak dapat berproduksi, maka masih ada air bersih sebagai cadangan.
Dalam memantau perkembangan klorida, PDAM Samarinda menerjunkan Tim Pemantau Kemarau guna mengecek kadar klorida dengan cara menyusuri Sungai Mahakam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kepastian kelayakan air yang bisa diolah.
"Kami terjunkan tim untuk mengecek perkembangan kadar klorida akibat intrusi air laut di Sungai Mahakam. Ini sudah menjadi tugas kami untuk selalu waspada agar semua instalasi kami tidak kecolongan. Pemeriksaan dilakukan satu jam sekali," katanya.
Menurutnya, klorida yang mencapai 250 ppm bukan hanya tidak layak untuk kesehatan, tetapi juga bisa merusak mesin karena air asin dapat mempercepat berkaratnya mesin pompa.
"Jika kadar klorida melebihi ambang batas 250 ppm, maka produksi PDAM dihentikan," tambahnya.
Beberapa hari lalu, PDAM Samarinda sempat menghentikan produksi air di salah satu instalasi pengolahan, yakni Instalasi Pulau Atas karena saat itu kadar klorida air Sungai Mahakam mencapai 250 ppm, tetapi saat ini sudah turun lagi dan diharapkan air laut tidak masuk sehingga produksinya lancar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Beberapa hari lalu kadar klorida di Instalasi Pengolahan Air Pulau Atas sempat mencapai 250 part per million (ppm), tetapi kemudian terus menurun dan pengecekan hari ini sudah 5 ppm, sehingga produksi kami kembali lancar," kata Kepala Seksi Humas PDAM Tirta Kencana Samarinda M Lukman di Samarinda, Senin.
Menurut ia, ketika kadar klorida mencapai 250 ppm, PDAM terpaksa menghentikan produksi, karena angka tersebut sudah melebih ambang batas normal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Ia mengakui bahwa musim kemarau memang menimbulkan masalah tersendiri bagi PDAM Samarinda dalam menyedot air baku dari Sungai Mahakam dan mengolahnya untuk kebutuhan warga, karena air sungai yang surut akan memancing air asin dari laut masuk ketika pasang.
Pada saat air laut masuk sungai, kadar kloridanya akan tinggi sehingga PDAM tidak bisa berproduksi.
Untuk itu, Lukman berharap kepada warga agar menyiapkan bak penampungan, sehingga ketika PDAM tidak dapat berproduksi, maka masih ada air bersih sebagai cadangan.
Dalam memantau perkembangan klorida, PDAM Samarinda menerjunkan Tim Pemantau Kemarau guna mengecek kadar klorida dengan cara menyusuri Sungai Mahakam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kepastian kelayakan air yang bisa diolah.
"Kami terjunkan tim untuk mengecek perkembangan kadar klorida akibat intrusi air laut di Sungai Mahakam. Ini sudah menjadi tugas kami untuk selalu waspada agar semua instalasi kami tidak kecolongan. Pemeriksaan dilakukan satu jam sekali," katanya.
Menurutnya, klorida yang mencapai 250 ppm bukan hanya tidak layak untuk kesehatan, tetapi juga bisa merusak mesin karena air asin dapat mempercepat berkaratnya mesin pompa.
"Jika kadar klorida melebihi ambang batas 250 ppm, maka produksi PDAM dihentikan," tambahnya.
Beberapa hari lalu, PDAM Samarinda sempat menghentikan produksi air di salah satu instalasi pengolahan, yakni Instalasi Pulau Atas karena saat itu kadar klorida air Sungai Mahakam mencapai 250 ppm, tetapi saat ini sudah turun lagi dan diharapkan air laut tidak masuk sehingga produksinya lancar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015