Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak berharap sejumlah perusahaan besar yang beroperasi di wilayah setempat turut membangun perumahan bagi atlet berprestasi, baik tingkat nasional maupun internasional.

"Sebagai bentuk apresiasi bagi perusahaan yang bersedia membangunkan perumahan atlet, saya akan mencatat dalam monumen per kategori," katanya saat meninjau kesiapan peresmian Kampus Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) Kaltim di Stadion Palaran, Samarinda, Selasa.

Monumen kategori yang dimaksud gubernur adalah untuk perusahaan yang membangunkan 10 hingga 20 rumah akan dicatat di monumen kategori emas hingga platinum, kategori perak bagi yang menyiapkan 5-10 rumah, dan perunggu untuk yang menyiapkan lima unit rumah.

Lahan untuk rencana pembangunan perumahan atlet tersebut sudah ada, yakni di areal Stadion Utama Palaran, satu kawasan yang kini juga berdiri Kampus SKOI Kaltim.

Menurut gubernur, ide untuk mengajak perusahaan membangunkan perumahan atlet tersebut mencontoh cara yang ditempuh Brunei Darussalam, meskipun Brunei negara kaya, tetapi masih tetap berharap partisipasi swasta untuk memajukannya.

"Saya sarankan SKPD yang menyiapkan perumahan atlet berprestasi agar melibatkan pihak swasta, terutama perusahaan-perusahaan pengelolaan sumber daya alam yang beroperasi di Kaltim sebagai bentuk partisipasi pembinaan dan peningkatan kualitas atlet," katanya.

Menurut ia, saat Pemprov Kaltim melakukan penilaian pengelolaan lingkungan, bisa menghadirkan sampai 700 perusahaan, sehingga untuk pemberian bonus bagi atlet juga harus bisa menghadirkan jumlah perusahaan yang sama.

Apabila setiap perusahaan membangun satu rumah saja, tambah gubernur, maka akan ada 700 rumah, sehingga Pemprov Kaltim tidak perlu repot mencarikan dana untuk membangun perumahan atlet, tetapi cukup menyiapkan lahannya.

Awang Faroek juga berencana mengumpulkan perusahaan di bawah SKK Migas untuk turut menyiapkan bonus bagi atlet berprestasi dengan pola hampir sama, yakni melalui program bapak angkat cabang olahraga yang diterapkan saat PON XVII tahun 2012.

Ia menegaskan bagi perusahaan yang tidak berkenan, tidak akan diberikan pelayanan administrasi, sedangkan bagi yang memenuhi tentu ada nilai tambah.

Hal ini dilakukan tidak ada unsur KKN dalam prosedur pelayanan, tetapi hanya mengajak perusahaan terlibat memajukan daerah.    (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015