Bontang (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota Bontang, Kalimantan Timur, melayangkan protes kepada PLN terkait seringnya terjadi pemadaman listrik bergilir di daerah setempat, padahal selama ini Bontang telah surplus pasokan listrik lebih dari 6 megawatt.

 Wakil Wali Kota Bontang Isro Umarghani ketika dikonfirmasi di Bontang, Jumat, mengatakan jaringan listrik daerahnya lebih baik ke luar dari interkoneksi Sistem Mahakam, jika kasus pemadaman listrik masih terus berlangsung.

 "Kalau begini terus, saya akan minta PLN untuk memutus jaringan listrik Bontang dari Sistem Mahakam," tegas Isro.

 Sejak terkoneksi dengan Sistem Mahakam yang berpusat di Balikpapan pada akhir 2014, lanjut wawali, jaringan listrik di Bontang justru sering "byarpet". Padahal, kapasitas listrik yang ada di Bontang sudah surplus 6 MW.

 Berdasarkan laporan yang diterima dari PLN Area Bontang, pada Januari 2015 terjadi 11 kali pemadaman dan sempat membaik dengan hanya sekali terjadi pemadaman pada Februari.

Namun, pada Maret kembali tercatat ada 11 kali pemadaman dan April meningkat menjadi 12 kali pemadaman.

 Isro Umarghani khawatir kasus pemadaman listrik itu dimanfaatkan pihak tertentu untuk komoditas politik menjelang pemilihan kepala daerah pada Desember 2015, karena ketersediaan pasokan listrik merupakan salah satu program prioritas dari pemkot.

 "Takutnya ini dipolitisasi. Padahal setelah melakukan survei, masyarakat sudah cukup puas dengan pemenuhan pasokan listrik tersebut," tambahnya.

 Ia mengungkapkan, setelah melakukan pertemuan dengan pihak PLN Wilayah Kaltim-Kaltara di Balikpapan beberapa waktu lalu, perusahaan pelat merah itu berjanji akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kota Balikpapan dengan kapasitas 100 MW.

 Tambahan daya itu rencananya didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota di Kaltim.

  "Mereka memberikan solusi itu. Katanya pembangkit itu akan dioperasikan pada Mei setelah diresmikan Presiden Jokowi. Kita lihat saja nanti realisasinya seperti apa," tambah Isro. (*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015