Balikpapan, (ANTARA Kaltim) -  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengungkapkan bahwa Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tetap berada dalam 5 besar daerah tujuan investasi, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing.

Investasi asing datang dari Rusia, Cina, Jepang, Taiwan, Singapura, dan sejumlah negara lain. Mereka terutama tertarik beinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang di Kaltim ada di Maloy, Kutai Timur.

"Pada tahun 2013, realisasi investasi di Kalimantan Timur mencapai Rp28,3 triliun. Tahun 2014 meningkat tajam mencapai Rp36 triliun. Sekarang dalam triwulan pertama 2015 sudah masuk Rp7,8 triliun," papar Franky Sibarani dalam CEO Forum di Balikpapan, Senin.

Daerah tujuan investasi utama di Indonesia adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten.

CEO Forum adalah ajang diskusi panel para Chief Executive Officer (CEO) yang digelar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Cabang Kalimantan Timur bersama dengan harian Bisnis Indonesia.

Sebagai wilayah yang kaya sumber daya alam, Sibarani menyebutkan bahwa investasi di Kalimantan Timur masih didominasi sektro pertambangan minyak, gas, dan batubara. Setelah itu ada pula sejumlah investasi di bidang perkebunan dan tanaman pangan, industri kimia dasar, industri makanan, industri alat berat, dan transportasi.

"Meski harga energi yang berasal dari industri ekstraktif tengah lesu, saya masih melihat bahwa Kalimantan Timur masih tetap menjadi salah satu tujuan inverstasi. Masih ada keyakinan untuk keadaan yang lebih baik," kata Sibarani.

Dia menambahkan, beberapa realisasi investasi di Kalimantan Timur diantaranya untuk pembangunan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kabupaten Kutai Timur, kawasan yang ditetapkan pada tahun 2010 lalu.

"Ini tanda pembangunan dan ekonomi Kaltim akan terus tumbuh walaupun mungkin melambat," demikian Sibarani.(*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015