JUMANAN, pria asal Sumatera Utara yang tidak sengaja menginjakkan kaki di Kaltim, kini sukses menjadi juragan ikan lele dan beragam hasil pertanian di Samboja, Kutai Kartanegara.
Pria paruh baya yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya akibat dampak Tsunami Aceh yang menimbulkan banjir bandang di desanya itu, mampu mempekerjakan 10 orang, mengelola lahan 4,3 hektare yang digunakan untuk kegiatan teknis budidaya, hasil panen, hingga produk olahan berbagai produk pertanian dalam arti luas yang hidup di lahan tersebut
   Â
"Lahan pertanian saya rusak akibat banjir bandang dampak tsunami Aceh sehingga saya memutuskan hijrah ke Kalimantan yang katanya punya lahan yang masih luas," kenang Jumanan.
Bapak satu anak itu mengatakan, informasi mengenai lahan untuk harapan baru baginya di Kalimantan berasal dari rekannya yang lebih dahulu merantau ke Kalimantan Barat.
Namun, karena tidak tahu sama sekali mengenai Pulau Kalimantan, Jumanan ternyata salah tujuan membeli tiket pesawat.
 Â
"Sebenarnya, saya ingin ke Kalbar, tapi ternyata saya mendarat di Balikpapan, padahal uang di tangan waktu itu hanya Rp270 ribu. Ingin beli tiket lagi jelas tak cukup, maka saya putuskan mencari peruntungan di Kaltim," katanya.
Karena keahliannya hanya bertani, maka dia menyusuri jalanan keluar Balikpapan hingga sampai di lahan pertanian di Samboja. Â
Perjalanan kesasar Jumanan tersebut kini membuahkan hasil. Saat ini, ia mengelola berbagai macam sayuran, buah-buahan, ikan lele, burung puyuh, hingga cacing sutra yang merupakan pakan utama anakan lele.
Sedangkan produk hilir atau produk olahan andalanya yakni lele asap dan abon lele.
"Jadi di lahan ini mulai produk hulu dan hilir kami kerjakan, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pasar di Balikpapan dan Samarinda," ujarnya.
Bahkan, ikan lele hasil budidayanya,diberi nama JT yang merupakan inisial Jumanan Tarigan, yang merupakan persilangan antara lele Mojokerto dan lele Sangkuriang.
"Saya yang silangkan, ya hasilnya saya beri nama JT aja," ujarnya saat ditemui di pinggir kolam terpal anakan lele miliknya, Selasa.
Usaha Jumanan Tarigan membuat kawasan usaha agribisnis terpadu yang sukses tersebut, didukung pemerintah yakni Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutai Kartanegara dan Kaltim sebagai Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S).
"Alhamdulillah, hingga saat ini sudah 7 ribu orang yang belajar bertani kesini dan kami siap berbagi pengetahuan bagi siapa saja yang datang," kata Jumanang.
P4S yang dia berinama Lau Kawar itu mampu meyerap 10 tenaga kerja untuk mengelola lahan tersebut.
Saat ditanya besaran penghasilan, Jumanan hanya tersenyum dan mengatakan tidak tahu pasti karena yang mengelola keuangan diserahkan pada isterinya.
"Yang pasti, hasil lahan ini bisa menghidupi saya sekeluarga dan juga 10 orang rekan saya yang semuanya punya anak dan isteri," tuturnya.
Staf Ahli Bupati Kutai Kartanegara Bidang Pemerintahan H Suriansyah mengatakan usaha Jumanan Tarigan tersebut patut untuk diteladani, yaitu mau memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian dalam arti luas.
Menurutnya usaha kawasan usaha agribisnis terpadu tersebut merupakan strategi penguatan ketahanan pangan.
"Hasil tanaman pangan, ternak, serta perikanan adalah kebutuhan hidup sehari-hari, untuk itu potensi usaha pertanian dalam arti luas sangat menjanjikan," demikian ujarnya.   (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Pria paruh baya yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya akibat dampak Tsunami Aceh yang menimbulkan banjir bandang di desanya itu, mampu mempekerjakan 10 orang, mengelola lahan 4,3 hektare yang digunakan untuk kegiatan teknis budidaya, hasil panen, hingga produk olahan berbagai produk pertanian dalam arti luas yang hidup di lahan tersebut
   Â
"Lahan pertanian saya rusak akibat banjir bandang dampak tsunami Aceh sehingga saya memutuskan hijrah ke Kalimantan yang katanya punya lahan yang masih luas," kenang Jumanan.
Bapak satu anak itu mengatakan, informasi mengenai lahan untuk harapan baru baginya di Kalimantan berasal dari rekannya yang lebih dahulu merantau ke Kalimantan Barat.
Namun, karena tidak tahu sama sekali mengenai Pulau Kalimantan, Jumanan ternyata salah tujuan membeli tiket pesawat.
 Â
"Sebenarnya, saya ingin ke Kalbar, tapi ternyata saya mendarat di Balikpapan, padahal uang di tangan waktu itu hanya Rp270 ribu. Ingin beli tiket lagi jelas tak cukup, maka saya putuskan mencari peruntungan di Kaltim," katanya.
Karena keahliannya hanya bertani, maka dia menyusuri jalanan keluar Balikpapan hingga sampai di lahan pertanian di Samboja. Â
Perjalanan kesasar Jumanan tersebut kini membuahkan hasil. Saat ini, ia mengelola berbagai macam sayuran, buah-buahan, ikan lele, burung puyuh, hingga cacing sutra yang merupakan pakan utama anakan lele.
Sedangkan produk hilir atau produk olahan andalanya yakni lele asap dan abon lele.
"Jadi di lahan ini mulai produk hulu dan hilir kami kerjakan, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pasar di Balikpapan dan Samarinda," ujarnya.
Bahkan, ikan lele hasil budidayanya,diberi nama JT yang merupakan inisial Jumanan Tarigan, yang merupakan persilangan antara lele Mojokerto dan lele Sangkuriang.
"Saya yang silangkan, ya hasilnya saya beri nama JT aja," ujarnya saat ditemui di pinggir kolam terpal anakan lele miliknya, Selasa.
Usaha Jumanan Tarigan membuat kawasan usaha agribisnis terpadu yang sukses tersebut, didukung pemerintah yakni Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutai Kartanegara dan Kaltim sebagai Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S).
"Alhamdulillah, hingga saat ini sudah 7 ribu orang yang belajar bertani kesini dan kami siap berbagi pengetahuan bagi siapa saja yang datang," kata Jumanang.
P4S yang dia berinama Lau Kawar itu mampu meyerap 10 tenaga kerja untuk mengelola lahan tersebut.
Saat ditanya besaran penghasilan, Jumanan hanya tersenyum dan mengatakan tidak tahu pasti karena yang mengelola keuangan diserahkan pada isterinya.
"Yang pasti, hasil lahan ini bisa menghidupi saya sekeluarga dan juga 10 orang rekan saya yang semuanya punya anak dan isteri," tuturnya.
Staf Ahli Bupati Kutai Kartanegara Bidang Pemerintahan H Suriansyah mengatakan usaha Jumanan Tarigan tersebut patut untuk diteladani, yaitu mau memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian dalam arti luas.
Menurutnya usaha kawasan usaha agribisnis terpadu tersebut merupakan strategi penguatan ketahanan pangan.
"Hasil tanaman pangan, ternak, serta perikanan adalah kebutuhan hidup sehari-hari, untuk itu potensi usaha pertanian dalam arti luas sangat menjanjikan," demikian ujarnya.   (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015