Bontang (ANTARA Kaltim) - Minat pemuda di Bontang untuk menggeluti sektor pertanian sebagai mata pencaharian masih rendah, sehingga regenerasi petani kurang maksimal dan masih mengandalkan tenaga-tenaga tua.

Kondisi itu terlihat di Kelurahan Bontang Lestari yang merupakan salah satu wilayah di Kota Bontang dengan usaha pertanian terbanyak, seperti palawija, buah-buahan dan hortikultura yang pengerjaannya masih didominasi warga berusia tua dan telah lama menjadi petani.

"Pertanian di Bontang Lestari ini kebanyakan memang dikerjakan oleh para petani yang telah bertani sejak lama. Sementara untuk para pemudanya, sedikit yang mau bekerja sebagai petani. Kami tidak bisa memaksa mereka untuk menjadi petani," kata Lurah Bontang Lestari, Rendi Iriawan, belum lama ini.

Dia menyatakan, minimnya pemuda Bontang Lestari yang ingin menjadi petani karena kondisi wilayah Bontang Lestari yang semakin membaik, sehingga para pemuda lebih tertarik untuk bekerja menjadi pegawai di perusahaan atau industri.

Kondisi Kelurahan Bontang Lestari yang telah membaik, misalnya dengan keberadaan akses jalan yang telah membuat usaha pertanian semakin berkembang dan menjadi kelurahan penyumbang terbanyak sektor pertanian dengan 492 rumah tangga tani

“Masyarakat di sini memanfaatkannya untuk menanam tanaman pangan, hortikultura, palawija, dan buah-buahan. Itu sudah berlangsung sejak lama dan pemkot memang memprioritaskan Bontang Lestari untuk usaha pertanian masyarakat,” kata Rendi.

Selain pemerintah, usaha pertanian di Bontang Lestari juga mendapat bantuan dana "corporate social responsbility" (CSR) dari perusahaan. Salah satu perhatian dari pemerintah misalnya pada September 2015 mendatang, akan ada program padat karya produktif dari Pemprov Kaltim melalui Dinsosnaker Bontang untuk penanaman buah semangka.

Menurut Rendi, potensi pertanian yang dimiliki Kelurahan Bontang Lestari apabila dikelola dengan baik, dapat menjadi lumbung pangan bagi masyarakat Bontang.

“Yang penting ada kemauan pasti bisa. Meningkatnya angka pertanian di Bontang Lestari, salah satunya karena mereka punya lahan dan akses jalannya sudah tidak lagi rusak seperti dulu. Sedangkan kendalanya, kebanyakan lahan di Bontang Lestari dimiliki oleh orang luar atau orang perusahaan,” sambungnya.

Minimnya pemuda Bontang Lestari yang ingin menjadi petani juga dibenarkan Anas Taheng, pembina salah satu kelompok tani. Padahal, apabila tekun, penghasilan sebagai petani bisa lebih banyak dari pendapatan sebagai pegawai perusahaan.

"Dan lagi, menjadi petani tidak terikat waktu, berbeda dengan bekerja di perusahaan. Sekarang bagaimana agar kita bisa menggerakkan para pemuda untuk bertani dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada," ujarnya. (Adv/Hms/*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015