Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, akan menjadikan komoditas unggulan "dragon fruit" atau buah naga menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah ekonomi.

Staf Ahli Bupati Kutai Kartanegara Bidang Hukum dan Politik M Indra di Tenggarong, Rabu, mengatakan melimpahnya produksi buah naga di Kecamatan Samboja yang merupakan sentra perkebunan buah naga terbesar di Kaltim itu, menyebabkan harganya komoditas itu anjlok hingga Rp5.000 per kilogram.

Selain itu, daya tahan buah naga sangat terbatas, sehingga perlu terobosan agar buah naga tersebut bisa laku dan tetap bernilai ekonomis tinggi.

"Hal tersebut merupakan bagian tugas pokok dan fungsi staf ahli sesuai Perbup Nomor 38 Tahun 2012, yang salah satu fungsinya adalah menyerap aspirasi,mengumpulkan bahan informasi maupun keterangan dan usulan untuk kebijakan daerah," ujar Indra.

"Kami telah melaksanakan rapat yang dipimpin Asisten II Bahteramsyah dan terbentuklah Tim Stabilisasi Usaha Buah Naga Kutai Kartanegara," tambahnya.

Dalam tim tersebut, ada bidang produksi, pemasaran dan kerjasama usaha. Setelah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara, tim tersebut akan segera bertugas.

Ia mengatakan, yang menjadi aksi pertama tim tersebut yaitu permodalan dan peningkatan sumber daya manusia para petani buah naga Samboja untuk membuat produk olahan.

"Dananya bisa dari Pemda melalui Pembinaan SKPD, fasilitasi kredit bank dan tentunya usaha mandiri petani. Tim ini akan memfasilitasi kegiatan tersebut," ujar Indra.

Prospek produk olahan buah naga cukup cerah karena Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan memfasilitasi pemasaran melalui bekerja sama dengan sentra penjualan oleh-oleh, toko swalayan yang ada di beberapa kota di Kaltim serta bandara.

"Olahan buah naga tersebut bisa dibuat menjadi minuman, aneka jajanan, yaitu dodol, kerupuk, opak, bahkan kulitnya diproses menjadi obat kolesterol," katanya.

Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan H Suriansyah mengatakan bahwa buah naga di Kutai Kartanegara khususnya di Samboja memiliki kualitas lebih tinggi dibanding daerah lain.

"Dalam waktu dekat akan dilakukan uji DNA buah naga Samboja, ini untuk memastikan plasmanutfah asli Samboja, kerena memang unggul yaitu lebih manis, ukuran lebih besar dan sering berbuah," ungkap Suriansyah.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sedang menyiapkan kebun buah naga tersebut menjadi tanaman organik, karena semua pupuk yang digunakan berasal dari limbah buah naga itu sendiri, sehingga tidak ada yang terbuang dari tanaman jenis kaktus tersebut.

Sedangkan Staf Ahli Bupati Kutai Kartanegara bidang Pembangunan Wisaksono Soebagio mengatakan, merencanakan kebun buah naga Samboja yang memiliki luas 400 hektare dan dikelola 150 petani, menjadi agro wisata dan sebagai wahana edukasi bagi anak-anak dan pelajar tentang perkebunan atau pertanian.

"Semuanya dikelola oleh petani buah naga, hal ini tentunya bisa menjadi contoh bagi produk pertanian lainnya agar dapat terus berkembang menghasilkan produk bernilai ekonomis untuk kemandirian petani," kata Soebagio.    (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015