Penajam (ANTARA Kaltim) - Legislator dari Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, Suyadi mengatakan pertanian di daerah itu masih terkendala irigasi yang mensuplai kebutuhan air ke ribuan hektare lahan persawahan di daerah itu.

"Sudah 13 tahun Kabupaten Penajam Paser Utara terbentuk, tapi sampai sekarang belum ada pembangunan sarana prasarana irigasi atau bendungan untuk pengairan lahan persawahan," ungkap Suyadi saat melakukan pertemuan dengan para petani dalam rangkaian HUT Partai Gerindra ke-7, Selasa.

Suyadi yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Penajam Paser Utara itu menilai, persoalan irigasi sudah ada sejak daerah itu dimekarkan dari Kabupaten Paser pada 2002.

Seharusnya lanjut Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara itu, pemerintah segera mengatasi masalah ketersediaan sumber air baku untuk mengairi lahan persawahan di daerah itu.

"Permasalahan irigasi ini sudah lama dan semestinya sumber air untuk lahan pertanian harus dibangun sehingga petani tidak kesulitan mengairi sawah mereka," ujar Suyadi.

Ia kemudian mengajak seluruh partai politik yang meraih kursi di DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk memperjuangkan kepentingan para petani.

"Satu di antara perjuangan adalah, membangun irigasi serta meningkatkan kesejahteraan petan.

Kami ingin bersama-sama mendorong agar Penajam Paser Utara bisa menjadi daerah swasembada pangan dan lumbung padi di Kalimantan Timur," kata Suyadi.

Sementara, Wakli Bupati Penajam Paser Utara, Mustaqim MZ mengatakan, pemerintah telah berupaya merealisasikan pembangunan bendungan Sungai Talake, Kecamatan Long Ikis, untuk memenuhi kebutuhan pengairan ribuan hektare lahan pertanian di daerah itu.

"Dinas Pertanian dan Peternakan sudah menyusun perencanaan pembangunan bendungan itu dan perencanaan itu akan dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk dana pembangunannya," ungkap Mustaqim.

Saat ini tambah Mustaqim, pemerintah sudan melakukan perbaikan dan pembangunan saluruan tersier untuk menyalurkan air ke lahan persawahan, dimana pada 2014, sudah 400 kilometer saluran tersier yang dibangun dan diperbaiki kemudian dilanjutkan pada 2015.    (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015