Penajam (ANTARA Kaltim) - Investor dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tiongkok berminat mengembangkan singkong gajah di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara.

Wakil Bupati Penajam Paser Utara, Mustaqim MZ, Selasa mengatakan, sebelumnya insvestor asal Malaysia juga sudah menyampaikan keinginan untuk mengembangkan singkong gajah di daerah itu.

"Jadi, saat ini ada dua negara yakni Malaysia dan Tiongkok yang sudah menyampaikan keinginan untuk mengembangkan singkong gajah di Penajam Paser Utara. Diharapkan, pada 2015 pengembangan singkong gajah tersebut bisa terwujud," ungkap Mustaqim.

Kedua investor dari dua negara itu kata Mustaqim, menawarkan akan memberikan modal awal kepada para petani di Penajam Paser Utara untuk menanam singkong di ladang masing-masing, kemudian dipekerjakan layaknya sebagai pekerja.

Pemerintah Penejam Paser Utara lanjut Mustaqim memberikan syarat yang harus dipenuhi para investor tersebut, yakni harus membangunan pabrik singkong di daerah itu.

"Jika pemerintah meminta warga menanam singkong gajah, sementara pabrik dari pihak swasta belum siap, maka nanti akan menjadi masalah karena tidak ada yang membeli hasil tanam para petani tersebut," katanya.

"Kasihan para petani jika sudah menanam singkong tetapi tidak ada yang membeli. Jadi, kalau sudah ada pabriknya, petani juga akan bersemangat menanam singkong gajah," ungkap Mustaqim.

Program penanaman singkong gajah tersebut tambah dia, dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Penajam Paser Utara, khususnya petani.

Sebagai langkah awal untuk mengembangkan komoditi singkong gajah, tambahnya, pemkab telah menyiapkan 1.500 hektare lahan milik warga.

"Selain menumbuhkan perekonomian, dengan menanam singkong gajah sebagai salah satu upaya ketahanan pangan selain tanaman padi.

"Kami berharap, investor dari kedua negara itu sudah membangun pabrik singkong pada 2015 dan kami sudah menyiapkan lahan untuk tanamanya sehingga pemgembangan singkong gajah dapat segera terealisasi," ujar Mustaqim.    (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014