Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Kota Balikpapan Eddy Gunawan menyebutkan penanganan penyandang disabilitas mental atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) membutuhkan kolaborasi semua pihak.
"Untuk penanganan ini tidak hanya tugas Dinsos, tetapi melibatkan berbagai pihak, termasuk Satpol PP, lurah, RT, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta masyarakat secara umum," kata Eddy Gunawan, di Balikpapan,Selasa (11/2).
Ia mengemukakan, disabilitas mental bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk faktor bawaan dan pola asuh yang kurang tepat sejak kecil.
Menurutnya, ODGJ bise terjadi disebabkan tekanan yang terlalu besar, larangan bersosialisasi, serta perlakuan keras menyebabkan menyebabkan seseorang stres berkepanjangan yang berujung pada gangguan jiwa.
Edy mengemukakan sepanjang tahun 2024 terdapat ratusan ODGJ yang terdata dan ditangani Dinsos, jumlah itu relatif tetap hanya ada pertambahan sedikit yakni satu atau dua orang.
Ia menjelaskan, dalam penanganan ODGJ Dinsos Balikpapan keterbatasan tempat, yang bisa ditampung di shelter hanya sekitar 18 orang. Oleh karena itu ada beberapa ODGJ di bawa ke Rumah Sakit Jiwa Samarinda untuk mendapatkan perawatan dan menenangkan kondisi mereka sebelum dikembalikan ke lingkungan masyarakat.
Sementara itu, penanganan ODGJ di Balikpapan mencakup berbagai upaya, mulai dari pengobatan, pemeriksaan kesehatan, senam ODGJ, hingga siraman rohani.
"Setelah kondisi mereka membaik, mereka diintegrasikan kembali ke masyarakat," katanya.
Kendati demikian, kata Edy ada pula yang sudah tidak memiliki keluarga atau ditelantarkan, sehingga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah melalui Dinas Sosial.
Ia mengingatkan banyaknya ODGJ yang ditangani, pihaknya berencana menambah fasilitas shelter guna meningkatkan kenyamanan bagi ODGJ yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
"Kami berencana menambah enam shelter baru di lokasi yang sama, yaitu di Tagana, MT Haryono, dekat Hotel Her. Penambahan ini diharapkan dapat memberikan ruang lebih nyaman, termasuk layanan konsultasi bagi keluarga ODGJ," ucapnya.
Edy menambahkan Shelter ini juga didesain khusus untuk mengantisipasi perilaku destruktif ODGJ. Beberapa ODGJ memiliki kecenderungan merusak barang, bahkan bisa mencungkil keramik hanya dengan tangan kosong tanpa merasakan sakit. Oleh karena itu, desain shelter harus diperhitungkan agar tetap aman bagi mereka dan petugas.
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025