Bontang (ANTARA Kaltim) - Gas elpiji ukuran tiga kilogram di sejumlah toko dan depot penjualan di Kota Bontang, mulai langka.

"Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) gas elpiji ukuran tiga kilogram dan 15 kilogran juga naik. Namun, kami tidak terlalu mempersoalkan kenaikan harga gas elpiji itu, terpenting stoknya tersedia," ungkap seorang ibu rumah tangga (IRT) warga Jalan HM.Ardan, Kelurahan Satimpo, Kecamatan Bontang Selatan, Musrini (45), Minggu.

Dari pantauan, harga gas elpiji ukuran tiga kilogram pasca kenaikan harga BBM yakni Rp25.000 yang sebelumnya hanya Rp20.000 dan gas elpigi ukuran 15 kilogram dari Rp95.000 naik menjadi Rp150.000.

Warga kata Musrini, mulai resah dengan kelangkaan gas elpiji di depot bahkan di sejumlah toko tersebut.

"Bagaimana tidak khawatir, kalau terus seperti ini kami mau masak pakai apa sementara minyak tanah juga langka di pasar," kata Musrini.

Warga tambah Musrini berharap, pemerintah dapat mengatasi kelangkaan elpiji, khususnya ukuran tiga kilogram tersebut

"Kami hanya masyarakat kecil dengan harapan, stok gas elpiji tiga kologram tetap tersedia," ujar Musrini.

Kelangkaan gas elpiji khususnya ukuran tiga kilogram juga terjadi di wilayah perbatasan Bontang, yakni di Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur.

Warga di perbatasan Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur tersebut bahkan harus mengantre untuk mengambil jatah gas elpiji di sejumlah depot penjualan dan toko.

Bahkan, depot penjualan juga di kawasan itu harus mengantre jatah untuk mendapatkan gas elpiji tersebut.

"Terkadang kami juga harus antre untuk mendapatkan jatah bahkan sampai harus menunggu satu hari," kata salah seorang penjual gas elpiji di Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur, Dahlia.

Kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram itu kata Dahlia sudah berlangsung sejak sepekan terakhir.

"Kami berharap, kelangkaan ini tidak terus berlarut-larut dan meminta pemerintah agar menambah jatah gas elpiji tiga kilogram," ungkap Dahlia.     (*)

Pewarta: Irwan

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014