Penajam (ANTARA Kaltim) - Bupati Penajam Paser Utara, Yusran Aspar mengatakan investor dari Malaysia, tertarik mengembangkan komoditi singkong gajah di daerah itu
"Ada investor dari Malaysia yang mau berinvestasi besar-besaran di daerah ini, termasuk pengembangan singkong gajah. Sejauh ini belum diputuskan bentuk kerja samanya, tetapi minimal sudah ada gambaran. Kami menunggu saja karena investor tersebut masih meninjau lokasi di Babulu," katanya di Penajam, Selasa.
Ia mengatakan singkong gajah cukup menguntungkan untuk dikembangkan, jika dihitung hasilnya diatas kelapa sawit.
"Pengembangan singkong gajah juga sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan di daerah ini," kata Yusran Aspar.
Jika investor asal Malaysia tersebut serius, kata dia, maka Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara akan membuat regulasi, agar petani dan pihak perusahaan tidak ada yang saling dirugikan.
"Pemerintah tidak akan mendorong petani untuk menanam singkong gajah, sebelum investor melakukan tindakan nyata, termasuk membangun pabrik pengolahan," ujar Yusran Aspar.
Pemkab Penajam Paser Utara, kata dia, juga akan membuat surat kesepakatan yang mengatur harga terendah untuk melindungi petani serta akan mempermudah regulasi untuk membantu investor tersebut.
"Investor harus membangun pabrik dulu, baru kemudian kami dorong petani menanam singkong gajah, lalu akan diatur harga terendah dan kami mengurus regulasinya," ungkap Yusran Aspar.
Sikap tegas Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara terhadap investor tersebut untuk mewaspadai kemungkinan adanya pengusaha yang hanya mengaku sebagai investor hanya untuk mendapatkan izin.
"Setelah mendapatkan izin dari pemkab setempat, kemudian dialihkan kepada pihak lain. Jadi, kadang ada yang mengaku investor, izin dan lahan sudah dapat kemudian izinnya dijual ke pihak lain sehingga tidak berjalan apa yang sudah direncanakan," kata Yusran Aspar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Ada investor dari Malaysia yang mau berinvestasi besar-besaran di daerah ini, termasuk pengembangan singkong gajah. Sejauh ini belum diputuskan bentuk kerja samanya, tetapi minimal sudah ada gambaran. Kami menunggu saja karena investor tersebut masih meninjau lokasi di Babulu," katanya di Penajam, Selasa.
Ia mengatakan singkong gajah cukup menguntungkan untuk dikembangkan, jika dihitung hasilnya diatas kelapa sawit.
"Pengembangan singkong gajah juga sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan di daerah ini," kata Yusran Aspar.
Jika investor asal Malaysia tersebut serius, kata dia, maka Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara akan membuat regulasi, agar petani dan pihak perusahaan tidak ada yang saling dirugikan.
"Pemerintah tidak akan mendorong petani untuk menanam singkong gajah, sebelum investor melakukan tindakan nyata, termasuk membangun pabrik pengolahan," ujar Yusran Aspar.
Pemkab Penajam Paser Utara, kata dia, juga akan membuat surat kesepakatan yang mengatur harga terendah untuk melindungi petani serta akan mempermudah regulasi untuk membantu investor tersebut.
"Investor harus membangun pabrik dulu, baru kemudian kami dorong petani menanam singkong gajah, lalu akan diatur harga terendah dan kami mengurus regulasinya," ungkap Yusran Aspar.
Sikap tegas Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara terhadap investor tersebut untuk mewaspadai kemungkinan adanya pengusaha yang hanya mengaku sebagai investor hanya untuk mendapatkan izin.
"Setelah mendapatkan izin dari pemkab setempat, kemudian dialihkan kepada pihak lain. Jadi, kadang ada yang mengaku investor, izin dan lahan sudah dapat kemudian izinnya dijual ke pihak lain sehingga tidak berjalan apa yang sudah direncanakan," kata Yusran Aspar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014